Bos Peneliti Bongkar Satu Kesalahan WHO soal Covid-19

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
29 November 2022 11:05
Suasana belajar mengajar pembelajaran tatap muka di sekolah SDN 14 Pagi Pondok labu, Jakarta, Senin (30/8). Sekolah tatap muka resmi dilaksanakan kembali untuk 610 sekolah di DKI Jakarta. Daftar sekolah mencakup jenjang TK/PAUD-SMA dan lembaga pendidikan setingkat lain, termasuk informal. Tentunya PTM terbatas tahap I dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Staff guru pengajar Sekolah SDN 14 pagi pondok labu mengatakan,
Foto: Suasana belajar mengajar pembelajaran tatap muka di sekolah SDN 14 Pagi Pondok labu, Jakarta, Senin (30/8/2021). Sekolah tatap muka resmi dilaksanakan kembali untuk 610 sekolah di DKI Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 akan masuk ke tahun ketiga. Selama itu juga Soumya Swaminathan, dokter anak asal India yang akan meninggalkan jabatan kepala ilmuwan WHO akhir bulan ini, memiliki penyesalan terbesar soal pandemi.

Dalam wawancara dengan laman Science, dia berbicara soal penyesalannya sebagai kepala ilmuwan termasuk mengenai SARS-CoV-2. Salah satunya mengenai ketidaktegasan lembaga kesehatan itu soal menyebut virus menyebar lewat udara.

"Anda dapat berargumen bahwa [kritik terhadap WHO] tidak adil, karena dalam hal mitigasi, kami berbicara mengenai semua metode, termasuk ventilasi dan masker," kata dia dikutip dari Science, Selasa (29/11/2022).

"Namun pada saat yang sama, kami tidak dengan tegas mengatakan 'ini adalah virus yang menyebar melalui udara'."

Dia juga menambah menyesal tidak mengumumkan hal tersebut lebih awal. "Saya menyesal bahwa kami tidak melakukan ini lebih awal," ungkapnya.

Saat ditanya mengapa saat itu dia tidak melakukannya, Swaminathan menjelaskan jika semuanya adalah campuran dari berbagai hal. Termasuk juga menyinggung karena dia masih baru saat mengemban jabatan sebagai kepala ilmuwan.

Terkait divisinya, dia menjelaskan jika pekerjaan timnya untuk menetapkan norma sebagai dasar pedoman (guidelines). Sementara penetapan pedoman dilakukan di departemen teknis.

"Saya mencoba melakukan apa yang menurut saya terbaik. Yang terjadi di WHO adalah departemen teknis yang membuat pedoman, di divisi sains kami hanya menetapkan norma bagaimana melakukan pedoman. Jadi itu bukan peran saya dan juga tidak ada yang meminta saya terlibat pada tahap itu," jelas Swaminathan.

Dalam kesempatan itu dia juga menitipkan pesan pada penerusnya. Menurutnya saat ada situasi dengan bukti yang berasal dari disiplin ilmu lain baiknya sudah terlibat sejak awal.

"Jadi saya pikir apa yang akan saya katakan pada kepala ilmuwan berikutnya: Jika ada situasi di mana ada bukti baru yang muncul, terutama dari disiplin ilmu lain, yang menantang pemahaman kita, terlibatlah sejak dini!" kata dia.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Rilis Wabah Mematikan, Penyakit X Lebih Seram dari Covid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular