Sepi, Ternyata Cuma Pengguna 'Bawel' yang Bikin Twitter Ramai

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
27 October 2022 14:25
FILE - The logo for Twitter appears above a trading post on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Nov. 29, 2021. Elon Musk is taking a 9.2% stake in Twitter. Musk purchased approximately 73.5 million shares, according to a regulatory filing. (AP Photo/Richard Drew, File)
Foto: AP/Richard Drew

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengguna aktif di Twitter jeblok. Ini ketahui dari sebuah penelitian internal perusahaan yang dilihat oleh Reuters. Salah satu poin dari laporan menggambarkan makin jarangnya pengguna Twitter dengan pengguna terbanyak, menggunakan media sosial tersebut.

Kini Twitter sedang berjuang untuk mempertahankan penggunanya yang paling aktif dan sangat penting bagi bisnis.

Cuitan dari pengguna aktif Twitter ini atau 'Heavy Tweeters' menyumbang kurang dari 10% dari keseluruhan pengguna bulanan. Namun, menghasilkan 90% dari semua tweet dan setengah pendapatan global, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/10/2022).

Seorang peneliti Twitter dalam dokumen berjudul 'Where did the Tweeters Go?' mengatakan, jenis akun tersebut telah mengalami penurunan secara drastis sejak pandemi dimulai.

Heavy Tweeters didefinisikan sebagai seseorang yang log-in ke Twitter selama 6-7 hari dalam seminggu, serta melontarkan 3-4 tweet dalam seminggu.

Dalam dua tahun terakhir, terdapat pergeseran minat di antara pengguna berbahasa Inggris paling aktif. Hal tersebut bisa membuat platform kurang menarik untuk pengiklan.

Reuters melaporkan Twitter menolak memerinci berapa banyak tweet dalam bahasa Inggris atau banyaknya uang yang dihasilkan penutur bahasa Inggris. Namun menurut analis, demografi berperan penting untuk bisnis Twitter.

Dokumen itu menuliskan Twitter termotivasi untuk menyelidiki tren 'mengganggu' di antara pengguna yang telah ditutupi oleh pertumbuhan keseluruhan pengguna aktif harian. Selain juga untuk memahami penurunan pengguna paling aktif perusahaan.

Reuters mencatat penelitian internal ini tidak membuat kesimpulan spesifik mengenai alasan pengguna dalam Heavy Tweeters mengalami penurunan.

Penelitian ini juga menemukan pergeseran minat selama dua tahun terakhir di antara pengguna berbahasa Inggris paling aktif di Twitter yang dapat membuat platform kurang menarik bagi pengiklan.

Cryptocurrency dan konten "tidak aman untuk bekerja" (NSFW), yang mencakup ketelanjangan dan pornografi, adalah topik yang paling diminati oleh heavy tweeters berbahasa Inggris, menurut laporan tersebut. Jenis tweet seperti ini, padahal, adalah yang paling dihindari oleh pengiklan.

Pada saat yang sama, minat pada berita, olahraga, dan hiburan berkurang di antara para pengguna. Tweet tentang topik tersebut, yang telah membantu Twitter memoles citra sebagai "alun-alun kota digital" dunia, seperti yang pernah disebut Elon Musk, juga paling diminati oleh pengiklan.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Batal Beli, Twitter Dihantui Ancaman PHK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular