Jokowi Ungkap Banyak Startup RI Gagal Total, Ini Penyebabnya

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 03/10/2022 09:15 WIB
Foto: Sambutan Presiden Joko Widodo Saat Pengarahan kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pangdam dan Kapolda. (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNB Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasan di balik gagal berkembangnya perusahaan rintisan atau startup di Indonesia.

Jokowi mengungkapkan hampir 80%-90% perusahaan rintisan tidak bisa bertahan akibat tidak mampu melihat kebutuhan pasar.

"Berangkatnya mestinya dari kebutuhan pasar yang ada itu apa," kata Jokowi, saat BUMN Startup Day Tahun 2022, dikutip Senin (3/10/2022).


Contoh dari salah satu penyebab kegagalan adalah tidak ada kebutuhan pasar yang mencapai 42%, selain itu ada juga alasan lain seperti kehabisan dana, susunan tim yang tidak sesuai, hingga kalah kompetisi.

"Ini nanti fungsinya venture capital, fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin kita bangun ini saling sambung sehingga semuanya terdampingi dengan baik," kata Jokowi.

Saat terjadi krisis, Jokowi mengharapkan perusahaan rintisan bisa memanfaatkan peluang. Termasuk memanfaatkan rentetan krisis yang terjadi saat ini sebagai keuntungan bagi para startup.

"Urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi dan itu adalah kesempatan, itu adalah peluang," katanya.

"Di sini ada peluangnya semua. Dan yang namanya urusan pangan, ini kan tidak hanya urusan beras saja. Komoditas yang lainnya banyak sekali".

Alasan startup tutup

Sementara CB Insight juga melaporkan beberapa alasan startup gagal untuk berkembang. Berikut daftarnya:

  1. Tidak ada kebutuhan pasar 42%
  2. Kehabisan uang 29%
  3. Komposisi tim tidak tepat 23%
  4. Kalah dalam kompetisi 19%
  5. Harga atau biaya tanggungan 18%
  6. Produk yang tidak ramah pengguna 17%
  7. Produk tanpa model bisnis 17%
  8. Pemasaran yang buruk 14%
  9. Mengabaikan pelanggan 14%
  10. Produk diluncurkan di waktu yang tidak tepat 13%
  11. Kehilangan fokus 13%
  12. Ketidakharmonisan antartim atau dengan investor 13%
  13. Pivot berakhir buruk 10%
  14. Kehilangan passion 9%
  15. Ekspansi gagal 9%
  16. Tidak ada pendanaan atau ketertarikan dari investor 8%
  17. Masalah hukum 8%
  18. Tidak menggunakan jaringan 8%
  19. Burnout 8%
  20. Tidak bisa pivot 7%

(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat


Related Articles