
Resesi Goyang Apple, iPhone 14 Bisa Ga Laku & Produksi Mandek

Apple juga harus menghadapi kenyataan kemungkinan permintaan pada produk Apple yang tertekan. Teorinya, selama resesi konsumen akan menunda membeli barang termasuk elektronik.
Artinya kemungkinan konsumen tidak akan meningkatkan ke model iPhone 14 yang baru diluncurkan baru-baru ini. Untuk tujuan menunda pengeluaran hingga kondisi ekonomi yang lebih baik.
"Terkadang Anda hanya berhati-hati dan menunda pembelian. Menunggu dan melihat adalah strategi keuangan yang sangat masuk akal," ungkap Jim Wilcox, ekonom University of California Berkeley.
Pada bulan April lalu, permintaan pada produk Apple masih tinggi dan belum ada tanda-tanda yang buruk. Namun belum jelas bagaimana nasib iPhone 14.
Apple sendiri meluncurkan empat model iPhone 14. Harga jual di Amerika Serikat (AS) dan China juga tidak naik dari pendahulunya iPhone 13, meski sempat diperkirakan naik oleh beberapa rumor sebelumnya.
Di AS, harga iPhone 14 dijual mulai dari US$799 (Rp 11,8 juta) dan harga tertinggi iPhone 14 Pro Max dari US$1.099 (Rp 16,3 juta).
Sementara di China, Apple juga tetap menjaga harganya. iPhone 14 dibanderol 5.899 yuan (Rp 12,6 juta) dan model Pro Max 8.999 yuan (Rp 19,2 juta).
Namun di beberapa wilayah lain termasuk Eropa, harga iPhone 14 tetap naik. Berikut informasinya:
Inggris
iPhone 13: 779 poundsterling (Rp 13,3 juta)
iPhone 14: 849 poundsterling (Rp 14,5 juta)
iPhone 14 Pro Max dilaporkan naik 150 pounsterling (Rp 2,5 juta) dari model tahun lalu.
Australia
iPhone 13: 1.349 dolar Australia (Rp 13,6 juta)
iPhone 14: 1.399 dolar Australia (Rp 14,1 juta)
Jepang
iPhone 13: 98.800 yen Jepang (Rp 10,2 juta)
iPhone 14: 119.800 yen Jepang (Rp 12,3 juta)
Jerman
iPhone 13: 899 euro (Rp 13,4 juta)
iPhone 14: 999 euro (Rp 14,9 juta)
[Gambas:Video CNBC]