Rusia Sebut Stasiun Luar Angkasa ISS Berbahaya, Ada Apa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
05 September 2022 16:50
This image made from NASA TV shows the international space station, seen from the SpaceX Crew Dragon spacecraft Saturday, April 24, 2021. The recycled SpaceX capsule carrying four astronauts has arrived at the International Space Station, a day after launching from Florida. (NASA via AP)
Foto: Stasiun luar angkasa internasional, dilihat dari pesawat luar angkasa SpaceX Crew Dragon Sabtu (24/4/2021).(NASA via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Rusia dan Amerika Serikat (AS) terkait antariksa terus berlanjut. Terbaru bos Roscosmos, Yuri Borisov menyebut stasiun luar angkasa internasional (International Space Station atau ISS) yang berusia 24 tahun itu berbahaya.

Menurutnya, ini terjadi karena kegagalan peralatan massal dan suku cadang yang dimakan usia. Hal itu dapat membahayakan awal di dalamnya.

"Secara teknis, ISS telah melampaui semua masa garansinya. Ini berbahaya," kata Borisov, dikutip dari Reuters, Senin (5/9/2022). "Proses kegagalan peralatan seperti longsoran salju mulai, retakan muncul".

ISS diluncurkan pada tahun 1998 dan telah dihuni sejak November 2000 hingga sekarang. Stasiun itu dioperasikan di bawah kemitraan yang dipimpin AS dan Rusia, mencakup Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa.

Badan Antariksa AS NASA ingin stasiun itu tetap akan berfungsi hingga 2030 mendatang atau 32 tahun sejak diluncurkan.

Sementara itu hubungan AS dan Rusia memburuk setelah presiden Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina sejak Februari lalu. Perang tersebut membuat Barat melancarkan rentetan sanksi pada Rusia.

Itu juga yang menjadi awal Roscosmos akan meninggalkan ISS dan berniat meluncurkan stasiun luar angkasanya sendiri sekitar 2024 mendatang. Menurut Borisov, sanksi Barat pada industri luar angkasa merusak prospek kerja sama lebih lanjut.

Bulan lalu Borisov meluncurkan model stasiun tersebut. Tempat itu, dia mengatakan akan terbuka untuk kerja sama dengan 'negara-negara sahabat'. Dia juga memilih keputusan Badan Antariksa Eropa untuk mengakhiri kerja sama dengan Rusia pada penjelajah ExoMars, untuk berburu kehidupan di planet Mars pada akhir dekade ini.

"Usaha yang sangat besar dan sejumlah besar uang dihabiskan untuk itu...namun politik campur tangan dan apa hasilnya? Seharusnya tidak seperti ini, itu salah," kata Borisov.


(npb/roy) Next Article Rusia Cabut dari Stasiun Antariksa ISS, Apa Artinya Bagi AS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular