Dulu Berduit Rp 150 T, Bandar Kripto Sembunyi Takut Dipenjara

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
29 August 2022 10:50
Pendiri Three Arrows Capital, Su Zhu
Foto: dok tangkapan layar YouTube

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu pendiri Three Arrows Capital (3AC), Su Zhu, khawatir dia dan direktur perusahaan lainnya mendapat hukuman penjara karena penagih utang menyampaikan fakta yang salah ke pengadilan.

Zhu menuduh Teneo memberikan keterangan yang salah ke pengadilan tentang struktur 3AC. Keterangan tersebut, menurutnya, membuat dia terancam hukuman penjara karena menghina pengadilan.

Likuidator yang ditunjuk kreditur untuk mengelola utang 3AC, Teneo, mengatakan kepada pengadilan Singapura bahwa para pendiri perusahaan tidak kooperatif.

Mereka menyebut Zhu dan rekannya, Kyle Davies, memberikan tidak mengungkapkan secara gamblang saat dimintai keterangan tentang aset dana lindung nilai yang bangkrut, demikian dikutip dari Crypto Slate, Senin (29/8/2022)

Zhu dengan keras membantah tuduhan ini di Twitter dan mengajukan pernyataan tertulis secara pribadi di Bangkok, Thailand, pada 19 Agustus.

Laporan Bloomberg mengutip salinan dokumen notaris yang melaporkan bahwa Zhu menuduh likuidator menyesatkan pengadilan tinggi Singapura tentang struktur 3AC dan peran yang dimainkannya dan Davies dalam sistem tersebut.

Zhu mendaftarkan beberapa badan usaha dan mengaku sebagai direktur Three Arrows Capital Pte Ltd (TACPL), terdaftar di Singapura pada 2013 hingga izinnya berakhir pada 31 Juli 2021.

Dia juga mendaftarkan dua dana kelolaan pecahan dari dana kelolaan utama (feeder fund), Three Arrows Fund LP (TAFLP), yangterdaftar di Delaware, AS, dan Three Arrows Fund Ltd (TAFL) di British Virgin Islands.

Menurut Zhu, TACPL berhenti menjadi manajer investasi untuk dana kelolaan utama dan feeder per 1 September 2021. Pada saat itu, entitas lain, ThreeAC Ltd, yang terdaftar di British Virgin Islands, menjadi manajer investasi.

Zhu melanjutkan bahwa karena entitas yang ia pimpin bukan lagi bertindak sebagai manajer investasi 3AC, tidak mungkin bagi TACPL untuk menyediakan semua informasi yang diminta oleh likuidator.

Menurut laporan itu, perusahaan yang Zhu pimpin khawatir likuidator akan menggunakan kewenangan mereka untuk melakukan tindakan ekstrem.

Teneo, perusahaan yang bertindak sebagai likuidator untuk kreditor 3AC, kini telah mendapatkan persetujuan pengadilan yang memberikan akses ke aset 3AC di Singapura.

3AC sendiri telah memasuki proses likuidasi sejak 27 Juni, setelah gagal memenuhi margin call.

Perusahaan yang sempat mengelola aset bernilai US$10 miliar (Rp 150 triliun) tersebut memiliki setumpuk utang ke perusahaan kripto lainnya.

Bursa kripto, Blockchain.com dilaporkan memiliki pinjaman US$270 juta ke 3AC. Pialang aset digital Voyager Digital mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 setelah 3AC tidak dapat membayar kembali dana sekitar US$670 juta yang dipinjamnya dari perusahaan.

Pemberi pinjaman kripto yang berbasis di AS, Genesis dan BlockFi, platform turunan kripto BitMEX, dan pertukaran kripto FTX juga mengalami kerugian.

Teneo dikabarkan baru menguasai aset 3AC senilai US$40 juta, dari total utang yang melampaui US$2,8 miliar (Rp 41 triliun). Total utang tersebut disebut jauh lebih kecil dari angka sebenarnya, karena banyak kreditur 3AC memilih tidak mengungkap kerugian mereka.

 


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rumah Mewah Bandar Kripto Dijual, 'Mendesak' dan 'Secepatnya'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular