
Kiamat (ATM) Sudah Dekat?

Top up dan belanja onilne jadi bahan bakar pertumbuhan uang elektronik
Tahun ini, hingga bulan Mei saja transaksi uang elektronik telah mencapai 50% capaian tahun lalu, dengan pertumbuhan (CAGR) 2,50% dalam lima bulan. Artinya hingga akhir tahun ini, transaksi uang elektronik di Indonesia dapat tembus Rp 1.000 triliun untuk pertama kalinya.
Pertumbuhan utama uang elektronik adalah untuk belanja dan top up yang nyaris mencapai 90% dari total transaksi. Sedangkan sisanya berupa transfer antar uang elektronik, transaksi pengisian pertama, penarikan tunai uang elektronik dan redeem.
EDC Tumbuh Signifikan, ATM Mampu Bertahan
Meski jangkauan QRIS kian meluas, jumlah mesin EDC tercatat malah ikut meningkat. Hal ini karena keberadaan QRIS dan mesin EDC nyatanya saling melengkapi demi memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satunya terkait batasan pembayaran menggunakan QRIS yang meski telah naik dua kali tapi masih dipatok maksimal Rp 10 juta per transaksi.
Hingga akhir tahun 2021 jumlah mesin EDC mencapai 1,8 juta, sementara QRIS yang baru hadir tahun 2019 telah memiliki 17,2 juta merchant per 3 November 2021, menurut pengakuan pejabat Bank Indonesia.
Meskipun masih dapat dikatakan relatif stabil, ATM sendiri tercatat berada dalam tren penurunan. Hingga akhir tahun lalu jumlah ATM tercatat sebanyak 98,9 ribu unit atau berkurang 7,5% dari posisi puncaknya tahun 2018 dengan jumlah 106,9 ribu unit. Penurunan tersebut terjadi secara perlahan dalam tiga tahun terakhir.
Terbaru berdasarkan data Statistik Sistem Pembayaran Dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) bulan Juli, Bank Indonesia mencatat jumlah mesin ATM di Indonesia sebanyak 98.588 unit atau hanya berkurang 265 unit dari akhir tahun lalu.
Keberadaan mesin ATM memang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir akibat tingginya penetrasi uang elektronik, akan tetapi hingga saat ini keberadaannya masih sangat vital bagi banyak elemen masyarakat. Artinya mesin ATM tidak akan punah dalam waktu dekat, hanya saja saat ini mungkin akan sedikit lebih susah ditemui.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
