Amit-Amit! Ini Skenario Terburuk Jika Putin-Biden Adu Nuklir
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat dan Rusia, merupakan pemilik persenjataan nuklir yang paling besar di dunia. Meski tensi hubungan antara kedua negara ini tinggi, namun masih mempertahankan kepentingannya dalam keselamatan dan keamanan penggunaan nuklir.
Namun dalam skenario terburuk, penggunaan senjata nuklir akan berdampak besar pada kehidupan manusia. Melansir Science Daily, ada sejumlah dampak jika terjadi perang nuklir, mulai dari korban jiwa, produksi tanaman pangan, hingga kelaparan dunia.
Diperkirakan ada 5 miliar orang akan mati kelaparan setelah perang nuklir skala penuh antara AS dan Rusia. Selain itu menurut studi global yang dipimpin oleh ilmuwan iklim Rutgers memperkirakan akan mempengaruhi produksi tanaman pasca konflik.
Profesor Ilmu Iklim di Departemen Ilmu Lingkungan di Universitas Rutgers, Alam Robock dan Asisten Profesor Peneliti di Departemen Ilmu Lingkungan Rutgers menegaskan "kita harus mencegah perang nuklir terjadi," tegasnya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya Xia & Robock juga rekannya bekerja untuk menghitung banyak butiran arang yang akan menghalangi matahari memasuki atmosfer dari ledakan senjata nuklir. berdasarkan dari enam skenario perang, India - Pakistan, juga perang AS - Rusia.
Data itu kemudian dimasukkan dalam Community Earth System Model atau prakiraan iklim dari National Center for Atmospheric Research (NCAR), yang memberikan hasil pada perkiraan produktivitas jagung, beras dan gandum, hingga kedelai.
Hasilnya, di bawah skenario nuklir terkecil sekalipun seperti perang antara India dan Pakistan produksi tanaman pangan tersebut akan turun 7% dalam waktu 5 tahun konflik.
Sementara dalam skenario perang besar seperti AS-Rusia skala penuh, maka produksi tanaman pangan global menurun sekitar 90% dalam waktu tiga - empat tahun setelah perang.
Penurunan panen akan yang terparah akan terjadi di negara yang berada di garis lintang menengah, tinggi. Termasuk negara pengekspor utama seperti Rusia dan AS. Yang berujung pada pembatasan ekspor pangan dan menyebabkan gangguan parah di negara yang bergantung impor seperti Afrika dan Timur Tengah.
Perubahan ini juga akan menyebabkan gangguan besar pada pasar makanan global. Bahkan penurunan sebanyak 7% secara global dalam hasil panen tanaman pangan akan menjadi anomali terbesar yang pernah tercatat Organisasi Pangan dan Pertanian dunia pada 1961.
Sementara jika pada skenario perang terbesar, maka 75% planet ini akan kelaparan selama dua tahun.
Robock menjelaskan peneliti saat ini sudah memiliki lebih dari cukup informasi untuk mengetahui bahwa perang nuklir dalam ukuran apapun akan melenyapkan sistem pangan global, hingga membunuh miliar orang.
"Melarang senjata nuklir adalah satu - satunya solusi jangka panjang. perjanjian PBB tentang pelarangan senjata nuklir yang berusia 5 tahun telah diratifikasi oleh 66 negara tapi tidak satupun dari sembilan negara nuklir," katanya.
(roy/roy)