Punya 187 Unicorn, Investor Ruangguru Rugi Rp252 Triliun

Tech - Demis Rizky Gosta, CNBC Indonesia
10 August 2022 09:15
Infografis/Ramai Raksasa Teknologi AS Suntik Dana ke Startup Unicorn RI/Aristya Rahadian Foto: Ilustrasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa kelam startup dan aksi jual di bursa saham membuat investor startup kelas kakap rugi ratusan triliun. Separuh dari nilai aset Tiger Global Management, yang sepanjang tahun lalu menanamkan modal di 118 unicorn, menguap hanya dalam 6 bulan.

Menurut Reuters, nilai aset dana kelolaan utama (flagship fund) milik Tiger Global terpangkas 50% sepanjang semester I 2022. Ini memperdalam laju kerugian fund dari 24,7% yang dibukukan pada kuartal pertama 2022.

Informasi tersebut didapatkan Reuters dari surat Tiger Global ke investor. Alasan kerugian, dalam surat tersebut, adalah dampak dari inflasi global ke pasar finansial yang di luar perkiraan.

"Komposisi portofolio dan tingkat eksposur kami, rentan terhadap volatilitas belakangan ini," ungkap Tiger Global ke investor. Namun, dalam surat yang sama, Tiger Global menyatakan akan menambah kepemilikan di "perusahaan terbaik" jika "harganya menarik".

Menurut data Crunchbase, Tiger Global memiliki 187 perusahaan berstatus unicorn (bervaluasi melebihi US$1 miliar) dalam portofolionya. Ini mencakup saham 118 unicorn yang baru mereka beli pada 2021.

Agresivitas Tiger Global berinvestasi di unicorn sejalan dengan kemampuan mereka menggalang dana investasi. Perusahaan ini diketahui telah menghimpun US$20 miliar ke dalam dua dana kelolaan terbaru mereka, yang penggalangannya ditutup pada Oktober 2021 dan Februari 2022.

Di Indonesia, Tiger Global berinvestasi di unicorn fintech Xendit. Selain itu, mereka juga mendanai Ruangguru, Ayoconnect, dan Ula.

Kinerja Tiger Global juga terpukul oleh pasar saham. Laporan Financial Times menyatakan bahwa Tiger Global rugi hingga US$17 miliar (sekitar Rp 252 triliun) dalam aksi jual saham teknologi pada 2022. Bahkan, laporan yang sama menyatakan dari total kenaikan nilai aset perusahaan yang dibukukan sejak berdiri pada 2021, dua pertiganya lenyap pada 2022.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Susah IPO, Startup Besar Gencar Caplok Startup Kecil


(dem)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading