
Sudah Lama Kerja Mau Banting Setir Jadi Programmer, Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa profesi di bidang teknologi memiliki permintaan yang cukup tinggi. Presiden Direktur Binar Academy Alamanda Shantika, mengatakan saat ini setidaknya kebutuhan talenta digital di Indonesia setiap tahunnya mencapai 600 ribu untuk meraup potensi ekonomi digital ribuan trilliun.
Tapi jumlah ketersediaan hanya ada 100 ribu sampai 200 ribu. Sehingga terdapat talent gap dengan jumlah yang sangat signifikan yakni sebanyak 400 ribu-500 ribu talenta digital per tahun.
"Walaupun beberapa perusahaan melakukan layoff, sebenarnya masih banyak kekurangan juga," ujar Alamanda kepada CNBC Indonesia.
Adapun profesi sebagai apps developer dan programmer masih akan tetap dibutuhkan seiring dengan upaya digitalisasi dan transformasi digital yang digaungkan berbagai institusi.
Tidak ketinggalan data scientist juga tengah meningkat secara permintaan karena kian menjadikan data sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan. Selain itu, posisi business intelligence juga akan kian dibutuhkan.
Lalu, bagaimana jika ingin banting setir ke bidang tersebut?
Bagi yang ingin menekuni profesi di bidang teknologi, Ala yakin bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar dan memulai hal baru. Berapapun usianya masih akan ada banyak kesempatan untuk belajar, dan kalau kesempatan itu datang, gunakan sebaik-baiknya. Apalagi di era digital ini semua hal berubah dengan sangat cepat.
"Hal-hal yang relevan di era dulu mungkin tidak relevan lagi sekarang, jadi tidak ada salahnya untuk banting setir dan mulai belajar lagi. Tercatat, 40,6% dari student bootcamp kami berusia di atas 25 tahun," tuturnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh CEO Dicoding Narenda Wicaksono. Ia mengatakan tidak ada kata terlambat untuk belajar hal baru. Bahkan menurutnya ada orang yang berusia 40 tahun baru mulai belajar di bidang tersebut.
"Enggak telat sama sekali. Ada yang sudah 40 tahun baru mulai belajar, usia itu cuma angka. Daya juang yang membedakan orang yang bisa dan tidak." ujarnya.
Gaji yang ditawarkan untuk pekerja IT
Sejalan dengan banyaknya sumber daya yang dibutuhkan, posisi yang disebutkan di atas juga menawarkan gaji yang cukup besar. Riset dari Glints dan Monk's Hill Ventures mengungkap gaji para software engineer di perusahaan rintisan atau startup.
Software engineer atau developer perangkat lunak adalah pekerjaan yang paling diburu di mayoritas startup, baik di Singapura, Indonesia, maupun Vietnam.
Namun demikian, gaji yang ditawarkan di awal sebagai fresh graduate terbilang cukup rendah. Namun, hanya dengan pengalaman beberapa tahun, gaji yang diberikan akan naik dengan cepat.
Untuk posisi software engineer di startup Indonesia, gaji pokok per bulan fresh graduate ada di kisaran US$300 hingga US$1.000 (sekitar Rp 4,3 juta - Rp14 juta) untuk posisi Junior Software Engineer.
Setelah memiliki pengalaman beberapa tahun, gaji pokok yang mereka terima akan meningkat signifikan menjadi US$1.400 - US$2.800 (sekitar Rp 20 juta - Rp 40 juta).
Menurut para pendiri atau founder startup, VP of Engineering adalah salah satu karyawan yang paling penting. Sebagai hasilnya, kompensasi gaji untuk profesi ini sangat tinggi.
Di Indonesia, posisi VP atau Head of Engineering berkisar antara US$2.800 - US$7.100 (Rp 40 juta - Rp 103 juta) tergantung pada tahap pendanaan perusahaan.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Startup Terancam, Rudiantara Ungkit Nokia dan Kodak