Apes, Bandar Kripto Dulu Berduit Rp 150 Triliun Sekarang Nol

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
22 July 2022 07:00
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib buruk menimpa raksasa hedge fund dunia Three Arrows Capital (3AC). Padahal dulu aset perusahaan mencapai US$10 miliar atau Rp 150 triliun.

Selain karena harga kripto yang ambles, masalah 3AC juga karena strategi perdagangan yang berisiko serta kebijakan penghapusan aset bermasalah. Hal itula yang membuatnya tidak bisa membayar kembali kepada para lender atau pemberi pinjaman.

Dengan pasar kripto yang menyusut lebih dari US$1 triliun sejak April lalu, dipimpin oleh penurunan Bitcoin dan Ethereum, investor dengan taruhan terkonsentrasi pada perusahaan seperti 3AC akan ikut menderita.

Masalah 3AC menyeret banyak pihak. Misalnya Blockchain.com, lembaga pertukaran kripto, memiliki pinjaman mencapai US$270 juta pada 3AC.

Pialang aset digital, Voyager Digital disebutkan mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11. Ini terjadi setelah 3AC tidak bisa membayar kembali dana US$670 juta kepada perusahaan itu.

Pemberi pinjaman kripto di Amerika Serikat (AS), Genesis dan BlockFi, platform turunan kripto BitMEX, dan pertukaran kripto FTX, juga mengalami kerugian.

"Kredit sedang dihancurkan dan ditarik, standar penjaminan diperketat, solvabilitas sedang diuji, jadi semua orang menarik likuiditas dari pemberi pinjaman kripto," kata Nic Carter, direktur Castle Island Ventures, seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (22/7/2022).

Strategi yang dilakukan perusahaan berusia 10 tahun itu memang cukup berbahaya, karena meminjam uang dari banyak perusahaan dan menginvestasi pada proyek kripto lain. Ternyata kebanyakan masih baru dan belum teruji.

"3AC seharusnya menjadi bijaksana dalam investasi kripto," ungkap Nik Bhatia, seorang profesor keuangan dan ekonomi bisnis di University of Southern California.

Nasib buruk 3AC juga diketahui terjadi setelah harga terraUSD (UST) runtuh pada bulan Mei. Kepada Wall Street Journal, 3AC mengatakan telah berinvestasi sebanyak US$200 juta pada stablecoin itu. Laporan industri lainnya mengatakan eksposur dana itu sekitar US$560 juta. Apa pun kerugiannya, investasi itu menjadi hampir tidak berharga ketika proyek stablecoin gagal.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tragis! Bandar Kripto Ini Dulu Berduit Rp 150 T, Kini Nol

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular