LinkAja Masih Bisa Bersaing Dikepung Gopay, Shopeepay, OVO?

Tech - Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
28 June 2022 12:10
Infografis: Ini Perbedaan LinkAja dengan Kompetitor Foto: Ilustrasi/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - LinkAja baru saja mengumumkan pergantian di pucuk kepemimpinan perusahaan setelah mengumumkan kebijakan pemutusan hubungan kerja dan pergantian fokus perusahaan. Namun di industri dompet digital yang penuh dengan pemain besar, kue pasar apa yang tersisa untuk LinkAja?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mengatakan bahwa LinkAja akan susah untuk menembus pasar e-wallet yang sudah ada.

Saya rasa mereka akan mencoba untuk membangun ulang LinkAjaNailul Huda, Indef

Saat ini, bisnis e-wallet sudah penuh pemain besar seperti Gopay, Ovo, dan Shopeepay. Para penyedia dompet digital tersebut juga dilengkapi dengan ekosistem yang kuat.

LinkAja, kata Nailul, jika masuk ke ekosistem digital yang sudah ada pasti bukan jadi pilihan utama. Karena setiap ekosistem digital sudah punya e-wallet sendiri.

Gopay didukung oleh transaksi di dua aplikasi yaitu Gojek dan Tokopedia, Ovo punya Grab dan aplikasi investasi Bareksa, sedangkan Shopeepay adalah pendukung platform e-commerce Shopee.

"Saya rasa mereka akan mencoba untuk membangun ulang LinkAja," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/6/2022).

LinkAja melalui perjalanan panjang sejak diluncurkan tiga tahun lalu, tepatnya pada Juni 2019. Layanan dompet digital itu digarap keroyokan oleh badan usaha milik negara (BUMN).

LinkAja merupakan hasil migrasi dari T-Cash milik Telkomsel, Mandiri e-cash milik Bank Mandiri, UnikQu milik BNI, T-money milik Telkom dan T-Bank milik BRI.

Startup pelat merah itu merupakan dompet digital milik PT Fintek Karya Nusantara (Finarya). Finarya merupakan anak usaha dari 10 Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Meski bergerak dalam bisnis pembayaran digital, LinkAja mengaku ada perbedaan dengan pendahulunya. Terutama dalam hal pemenuhan layanan yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari seperti membeli bahan bakar, membayar transportasi umum, berbelanja di merchant.

Di bulan Oktober 2020, Grab Pte.Ltd. resmi menjadi pemegang saham baru Finarya. Pada Maret 2021, PT Dompet Karya Anak Bangsa resmi terdaftar sebagai pemegang saham baru Finarya. Sebagai bagian dari kemitraan ini, LinkAja menjadi salah satu alat pembayaran di aplikasi Gojek.

Pada 2021, perusahaan kembali melakukan aksi koorporasi dengan mengakuisisi perusahaan fintech P2P lending iGrow. Akusisi ini dilakukan untuk saling memperkuat tujuan LinkAja yang sejalan dengan iGrow yaitu, mendorong inklusi keuangan dan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Lalu baru-baru ini LinkAja melakukan PHK terhadap beberapa karyawannya. Dan memilih untuk melakukan perubahan strategi.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilakukan Selasa (24/6), perusahaan sepakat akan menajamkan kembali strategi bisnis baru yang akan memfokuskan diri ke bisnis model dua sisi (two-sided business model).

Artinya, LinkAja tidak hanya layanan solusi finansial bagi konsumen Indonesia, namun juga menyediakan solusi finansial end-to-end bagi rantai pasok (supply chain) baik digital maupun tradisional, terutama yang berada di dalam ekosistem BUMN.

Selain itu hasil RUPST tersebut menyetujui penunjukan jajaran Direksi baru perusahaan, yang menetapkan Yogi Rizkian Bahar sebagai Direktur Utama LinkAja.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Diterpa Kabar PHK, LinkAja Akui Ada Reorganisasi SDM


(dem)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading