Cek Rekomendasi Terbaru WHO Bagi Pengguna Vaksin Sinovac
Jakarta, CNBC Indonesia - World Health Organization (WHO) mengimbau warga yang menggunakan vaksin Covid-19 yang dinonaktifkan (inactivated) seperti vaksin Sinovac dan Sinopharm agar mendapatkan vaksin booster atau dosis ketiga.
Rekomendasi tersebut dirilis setelah Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) untuk imunisasi mengadakan pertemuan pada beberapa waktu lalu. Terutama untuk mengevaluasi kebutuhan akan booster vaksin Covid-19.
Untuk diketahui, vaksin inactivated sendiri menggunakan metode dengan cara mengambil virus SARS-CoV-2, kemudian membunuhnya menggunakan bahan kimia, panas atau radiasi. Ini merupakan salah satu metode paling populer yang dipakai dunia kesehatan untuk membuat vaksin.
Adapun dalam rekomendasi tersebut, tidak disebutkan secara rinci nama vaksinnya. Namun demikian terdapat dua jenis vaksin inactivated yang mendapat emergency use listing (EUL) dari WHO, yakni vaksin Sinovac bernama CoronaVac dan vaksin Sinopharm bernama BBIBP-CorV.
Ketua SAGE Alejandro Cravioto mengatakan vaksin memberikan tingkat perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah. Setidaknya selama enam bulan ke depan, meski data menunjukkan kekebalan terhadap penyakit parah berkurang pada lanjut usia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
"Saat ini kami terus mendukung perlunya pemerataan distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka yang mempunyai masalah pada kesehatan atau orang yang telah menerima vaksin inactivated" ujar Alejandro Cravioto, seperti dikutip dari Reuters, Senin (13/6/2022).
Di Indonesia, vaksin booster diberikan kepada kelompok usia 18 tahun ke atas yang sudah dua kali mendapatkan vaksin. Bagi berusia 18 tahun hingga 58 tahun booster disuntikkan enam bulan setelah suntikan kedua. Berusia di atas 59 tahun disuntikkan booster tiga bulan setelah dosis kedua.
Berikut jenis booster yang digunakan di Indonesia dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):
1. Penerima vaksin primer Sinovac:
- Astra Zeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml (tambahan baru)
2. Penerima vaksin primer AstraZeneca:
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
3. Penerima vaksin primer Pfizer
- Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
4. Penerima vaksin primer Moderna
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
5. Penerima vaksin primer Janssen
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
6. Penerima vaksin primer Sinopharm
- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml.
(roy/roy)