Wah! Ada yang Dapat Rezeki Nomplok Sebelum Terra Luna Ambruk

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
31 May 2022 07:35
terra luna crypto
Foto: terra luna crypto

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum Terra Luna ambruk, rupanya ada beberapa pihak yang sudah dapat rezeki nomplok dari stablecoin populer tersebut.

Baik terraUSD (UST) atau saudaranya token Terra Luna, sempat mengalami kenaikan yang cukup spektakuler, dan beberapa investor diketahui sempat menjualnya sebelum semuanya runtuh.

Tidak seperti USDC, stablecoin populer lainnya yang dipatok dolar, UST adalah stablecoin algoritmik yang dibuat dan dikelola oleh Terraform Labs yang berbasis di Singapura.

Harganya bergantung pada kode komputer untuk menstabilkan nilainya sendiri dengan menciptakan dan menghancurkan UST dan Luna dalam semacam efek jungkat-jungkit penawaran dan permintaan.

UST memegang pasak dolarnya, dan token Luna melonjak menjadi lebih dari U$116 pada bulan April, naik lebih dari 135% dalam waktu kurang dari dua bulan.

Siapa yang Untung Besar dari Terra LUNA?

Di antara pihak yang dapat rezeki nomplok UST adalah Pantera Capital yang menghasilkan keuntungan 100 kali lipat dari investasinya. Joey Krug, Co-Chief Investment Officer Pantera Capital, mengatakan mereka telah menjual Terra Luna sekitar 87% dari posisi mereka mulai Januari 2021 hingga April 2022, demikian dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (31/5/2022).

Pantera kemudian menjual 8% lagi di bulan Mei. Setelah jelas pasak UST runtuh, Krug mengatakan bahwa Pantera "terjebak" sekitar 5% dari posisi mereka. Semua pencairan itu menghasilkan pengembalian sebesar US$ 171 juta dari investasi awal $ 1,7 juta, dengan asumsi sisa Terra Luna yang mereka miliki terus tidak ada harganya.

CEO Pantera Capital Dan Morehead pada Desember 2021 mengatakan token ini menjanjikan. Pada saat itu, Luna naik lebih dari 15.800% pada tahun 2021.

"Kami pikir ini adalah salah satu koin paling menjanjikan untuk tahun mendatang," kata Morehead tentang Terra Luna. "Begitu banyak orang yang baru menemukannya dan mulai memperdagangkannya."

Selain itu, perusahaan ventura CMCC Global yang berbasis di Hong Kong adalah salah satu investor pertama Terraform pada awal 2018. Pendiri CMCC Martin Baumann mengatakan bahwa pihaknya mendivestasikan kepemilikannya pada Maret karena kekhawatiran uji tuntas yang sedang berlangsung.

Keputusan untuk menjual sebagian berkaitan dengan teknologi di belakang UST, tetapi perhatian utamanya lebih berkaitan dengan regulasi.

"Berlawanan dengan stablecoin yang didukung aset, yang merupakan turunan dari USD yang beredar, UST secara efektif meningkatkan jumlah uang beredar USD yang ada," kata Baumann.

"Kami pikir, meskipun konsepnya menarik, regulator tidak akan memberikan toleransi gangguan terhadap suplai uang USD," lanjut Baumann.

Pertumbuhan pesat UST pun akhirnya mempercepat kekhawatiran CMCC. Ketika CMCC menjualnya, token Luna masih diperdagangkan sekitar US$100. Ketika ditanya tentang keuntungan dari penjualan itu, Baumann mengatakan perusahaan tidak mengomentari pengembalian atau kinerja investasi individu.

Sementara itu, dana ventura Crypto-centric, Hack VC, dilaporkan keluar dari Terra Luna pada bulan Desember. Lalu ada Galaxy Digital, perusahaan investasi kripto yang didirikan oleh investor miliarder Mike Novogratz.

Dalam sebuah surat publik yang ditujukan kepada "pemegang saham, teman, mitra, dan komunitas kripto," Novogratz berpendapat tentang kesalahan proyek ini. Ia juga mencatat bahwa Galaxy mengambil keuntungan selama ini.

Dalam pengajuan pendapatan kuartal I-2022, Galaxy mencatat bahwa kontributor terbesar untuk laba bersih yang direalisasikan pada aset digital sebesar US$355 juta adalah penjualan Terra Luna.

Pendukung utama Terraform Labs lainnya termasuk beberapa nama besar dalam modal ventura, termasuk Lightspeed Venture Partners dan Coinbase Ventures. Three Arrows Capital dan Jump Crypto dibeli ke dalam token Luna. CNBC Internasional melaporkan belum mengetahui bagaimana nasib perusahaan-perusahaan ini.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular