Aset Kripto

Terra LUNA Coin Anjlok dari Rp 1 Juta ke Rp 15 Ribu, Kenapa?

Tim, CNBC Indonesia
12 May 2022 09:20
Gambar Konten, Cryptocurrency Ambrol
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Uang kripto (cryptocurrency) Terra LUNA kini menjadi perhatian para investor uang digital. Pasalnya harga anjlok dalam sepekan terakhir. Apa yang terjadi?

Mengutip Coinmarketcap, Kamis (12/5/2022) pukul 08.42 WIB, Terra LUNA diperdagangkan pada harga US$1,07 per koin atau sekitar Rp 15.515 (asumsi Rp 14.500/US$). Padahal pekan lalu harga Terra LUNA sempat menyentuh US$86,7 atau Rp 1,26 juta. Artinya harganya sudah anjlok 98,77% dalam sepekan.

Kejatuhan harga kripto Terra LUNA ini terkait dengan kejatuhan harga uang kripto TerraUSD. Kedua token ini dikembangkan oleh perusahaan Terra Labs di Korea Selatan. Salah satu pendirinya adalah Don Kwon, yang pernah kuliah di Stanford University.

Terra LUNA memiliki hubungan mutual dengan TerraUSD. Terra LUNA mendukung TerraUSD dan terbakar dengan sendirinya ketika permintaan TerraUSD meningkat. Nilai Terra LUNA bisa turun jika TerraUSD dianggap tidak stabil.

TerraUSD adalah proyek stablecoin yang dikaitkan dengan nilai tukar dolar AS. Token ini menawarkan peyimpanan nilai yang lebih baik untuk menghindari jenis volatilitas mata uang kripto.

TerraUSD dikenalkan sebagai stablecoin 'algoritmik', menggunakan sistem pencetakan dan pembakaran token yang kompleks untuk menyesuaikan pasokan dan menstabilkan harga. Pengembangkan menawarkan target satu koin setara US$1. Sayangnya proyek ini tidak memiliki aset dasar. Ini membuat harganya turun di bawah target.

Pada perdagangan Rabu (11/5/2022), harga TerraUSD sempat anjlok ke 26 sen dolar AS. Tetapi kini sudah naik kembali ke 80 sen dolar AS. Tetapi masih tetap di bawah target. Masalah ini telah menyeret jatuh harga Terra LUNA.

Do Kwon, pencipta koin, melakukan upaya terakhir untuk mengembalikan TerraUSD harga target US$1 dengan meningkatkan tingkat pencetakan Terra LUNA baru per hari. Usaha tersebut pada dasarnya memungkinkan pasokan stablecoinnya habis, sebuah langkah yang diharapkan akan meningkatkan harga.

"Saya mengerti bahwa 72 jam terakhir sangat sulit bagi Anda semua - ketahuilah bahwa saya bertekad untuk bekerja dengan Anda semua untuk mengatasi krisis ini, dan kami akan membangun jalan keluar dari ini," ungkapnya seperti dikutip dari CNBC International, Rabu (12/5/2022).

Investor mengharapkan suntikan modal baru untuk mendorong proyek tersebut. Pendukung TerraUSD dilaporkan berusaha mengumpulkan lebih dari US$1 miliar dalam pendanaan untuk menopang stablecoin.

Vijay Ayyar, kepala internasional di pertukaran crypto Luno, mengatakan pengumuman Do Kwon tidak menginspirasi peningkatan kepercayaan investor.

"Mereka membiarkan sistemnya kehabisan tenaga dengan harapan akan investor akan masuk kembali kembali ketika pasokan TerraUSD yang 'berlebihan' telah habis," kata Ayyar.

Do Kwon telah mengumpulkan Bitcoin senilai miliaran dolar melalui Luna Foundation Guard miliknya untuk mendukung TerraUSD di saat krisis. Ketakutannya sekarang adalah Luna Foundation Guard membuang bitcoin tersebut ke pasar, menghasilkan penjualan yang lebih besar. Bitcoin sempat merosot di bawah US$30.000 pada hari Rabu, kedua kalinya dalam seminggu telah jatuh di bawah level itu.

Stablecoin algoritma masih merupakan fenomena yang relatif baru. Tetapi TerraUSD telah berkembang menjadi pemain utama dalam segmen ini, dengan pasokan 16 miliar token yang beredar.

David Moreno Darocas, seorang analis riset di CryptoCompare, mengatakan situasinya menyoroti "kerapuhan" dari stablecoin algoritmik seperti TerraUSD. "TerraUSD telah berkembang menjadi bagian integral dan kontroversial dari ekosistem kripto," katanya.


(roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tegas! OJK & 7 Negara Beri Warning Bahaya Uang Kripto

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular