Pecinta Bitcoin, Ada Kabar Kurang Baik Buat Kamu

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor Bitcoin dilanda panic mode (mode panik). Ini karena turunnya harga stablecoin kontroversial terraUSD di bawah target US$1.
Pada Senin malam (9/5/2022), harga terraUSD anjlok di bawah 70 sen dolar AS. Coinbase mencatat terraUSD turun hingga 62 sen. Namun akhirnya pada hari Selasa kembali menguat pada 90 sen. Kondisi ini terjadi karena para pemegangnya mulai meninggalkan stablecoin itu, seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (10/5/2022).
Lantas apa hubungan terraUSD dengan Bitcoin? Kenapa penurunan harga terraUSD berimbas pada harga Bitcoin?
TerraUSD merupakan stabil coin yang diikat dengan dolar AS yang dibuat Terraform Singapura. Ini merupakan algoritmik dan bagian dari proyek blockchain Terra. Tujuannya untuk melacak nilai dolar, persis seperti sesama stablecoin tether dan USDC.
Namun Terra tidak punya uang tunai dan aset lain yang disimpan sebagai cadangan sebagai pendukung tokennya. Stablecoin itu menggantinya dengan campuran kode kompleks, bersama dengan 'saudara tokennya' Luna, untuk menstabilkan harga. Ini secara teori.
CNBC Internasional mencatat hal tersebut penting bagi investor Bitcoin. Sebab Luna Foundation Guard punya miliaran dolar dalam Bitcoin dan berpotensi dibuang ke pasar kapanpun. Bila ini dilakukan harga Bitcoin juga jatuh.
"Tiap investor profesional di kripto memiliki satu mata di terraUSD hari ini, mereka mengawasi untuk melihat apakah bisa dipertahankan kaitannya dengan dolar. Jelas ada risiko signifikan di pasar," jelas kepala investasi Bitwise Asset Management, Matt Hougan.
Secara sederhana, protokol Terra menghancurkan dan membuat unit baru terraUSD dan Luna untuk menyesuaikan pasokan. Jadi saat harga terraUSD turun di bawah US$1, maka bisa dikeluarkan dan ditukarkan dengan Luna dengan begitu pasokan terraUSD jadi lebih langka dan harganya bisa naik.
Masalahnya, Pencipta Terra, Do Kwon memiliki Bitcoin senilai US$3,5 miliar dengan tujuan mendukung terraUSD saat krisis. Teorinya adalah bahwa terraUSD pada akhirnya dapat ditukarkan dengan bitcoin alih-alih Luna, tetapi ini belum teruji dan belum dipraktikkan.
Sementara hari Senin kemarin Luna Foundation Guard menyatakan bakal meminjam Bitcoin senilai US$750 juta kepada platform perdagangan kripto agar harga terraUSD sesuai target. Sisanya akan digunakan untuk membeli Bitcoin saat harga terraUSD "sudah kembali normal".
Lebih lanjut organisasi itu juga telah menari 37 ribu Bitcoin atau lebih dari US$1 miliar untuk dipinjamkan guna membeli terraUSD. Beberapa investor crypto khawatir Luna Foundation Guard mungkin telah menjual, atau akan menjual, sebagian besar bitcoinnya untuk menopang terraUSD. Penurunan harga terraUSD telah memberikan gelombang kejutan di pasar kripo.
Sementara itu Binance juga mengumumkan menangguhkan penarikan terraUSD dan Luna sementara waktu. "Karena tingginya volume transaksi penarikan yang tertunda," kata perusahaan dan menjanjikan keadaan kembali normal saat jaringan stabil.
"Saya pikir pasar memprediksi adanya beberapa forced selling (penjualan paksa) TerraUSD dan cadangannya,"ujar Nic Carter, salah satu pendiri Coin Metrics. "Ini adalah bencana tetapi sudah diprediksi. Tidak ada stablecoin algoritmik yang pernah berhasil dan ini tidak terkecuali."
"TerraUSD tidak sepenuhnya dijamin, dan tentu saja tidak sepenuhnya didukung oleh cadangan," katanya kepada CNBC. "Itu benar-benar hanya didukung oleh kepercayaan pada penerbit secara efektif."
CNBC Internasional mencatat Terraform Labs tidak menanggapi sejumlah permintaan komentar terkait masalah ini.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kondisi Terra Luna Makin Buruk, Ada Imbasnya Buat Bitcoin Cs?