
Sri Mulyani Ungkap Soal Kiamat Teller Bank, Semengerikan Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi digital disebut-sebut mempengaruhi sektor keuangan begitu besar. Ditambah lagi adanya pandemi Covid-19, di mana masyarakat dengan cepat melakukan transformasi dan menjadi lebih adaptif dengan digital.
Namun demikian, transformasi digital ini akan membuat beberapa pekerjaan di sektor perbankan hilang. Diprediksi pekerjaan teller hingga back office akan hilang. Jumlah karyawan sektor ini mencapai jutaan orang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapan mengenai masalah ini. Menurutnya disrupsi dan transformasi digital menjadi tantangan global, tidak eksklusif terjadi di Indonesia. Meski disrupsi digital menghilangkan beberapa pekerjaan namun juga memunculkan ekonomi-ekonomi baru.
"Transformasi digital itu memunculkan ekonomi-ekonomi baru. [Teller dan back office bank] mungkin akan hilang katakanlah begitu tetapi pasti akan memunculkan services baru yang dibutuhkan masyarakat," terangnya.
Sri Mulyani memaparkan transformasi digital dan kesiapan penduduk Indonesia juga menjadi perhatian pemerintah. Apalagi Indonesia memiliki bonus demografi hingga 2030, di mana pertumbuhan kelas produktif terus meningkat.
Untuk menyiapkan generasi muda, pemerintah melakukan beberapa pendekatan. Misalnya dari sisi pendidikan dengan menyiapkan anggaran fungsi pendidikan sebesar Rp 550 triliun tahun ini.
Selain itu membangun infrastruktur digital sebagai tulang punggung ekonomi digital. Untuk ini pemerintah butuh investasi besar mulai dari satelit hingga membangun menara telekomunikasi base transceiver station (BTS).
"Mengenai training yang lain kita terbuka. Kita punya kartu Prakerja, ini sebenarnya untuk menyapu mana yang dibutuhkan masyarakat, banyak di antara pelaku dan provider itu mulai memunculkan banyak pilihan," terangnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Sebut 'Kiamat' Teller Bank, Ternyata Ini Sebabnya
