Netflix Apes, Gegara Ini 'Rugi' Rp717,5 T dalam Semalam

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
23 April 2022 16:15
FILE PHOTO: The Netflix logo is shown in this illustration photograph in Encinitas, California, U.S., on October 14, 2014.   REUTERS/Mike Blake/File Photo                         GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Foto: REUTERS/Mike Blake

Jakarta, CNBC Indonesia - Netflix saat ini masih menjadi raja penyedia layanan streaming yang berani menggaet banyak sineas dunia demi menciptakan berbagai film dan series unggulan. Meski terlihat 'laku' dan sukses besar, Netflix masih bisa mengalami kerugian yang besar.

Faktanya, dalam 10 tahun terakhir, Netflix mengumumkan bahwa mereka mengalami penurunan jumlah pelanggan yang sangat drastis. Alhasil, Netflix kehilangan kapitalisasi pasar mencapai US$50 miliar (Rp 717,5 triliun) dalam semalam karena penurunan harga saham.

Bahkan, pada hari Rabu (20/4/2022), dilaporkan saham Netflix ditutup merosot 35%. Selain penurunan harga saham, alasan lainnya adalajh persaingan antar platform streaming yang juga gencar memproduksi film dan series berkualitas, serta pencabutan pembatasan pandemi di berbagai wilayah dunia.

Bisnis streaming memang mendapat banyak keuntungan saat pandemi karena adanya peraturan orang-orang untuk tinggal di rumah. Namun karena gencarnya vaksin dan adanya pelonggaran beberapa waktu terakhir, orang kembali mengurangi aktivitas menonton lewat platform streaming.

Perlambatan pertumbuhan juga terlihat dalam broadband rumah tangga. Netflix melaporkan ada 100 juta rumah tangga yang berbagi password langganan dengan keluarga atau teman.

Untuk meningkatkan pertumbuhan, Netflix mengupayakan beberapa cara. Misalnya mempertimbangkan memasukkan iklan dengan harga langganan lebih rendah dan kemungkinan melarang pada praktik berbagi password.

Beberapa analis umumnya optimis mengenai perubahan ini. Namun mencatat hal tersebut bukanlah solusi jangka pendek terkait basis pelanggan.

Namun bukan hanya Netflix yang mengalami penurunan saham. Saham beberapa platform streaming kompak menurun. Misalnya saja saham Disney menurun 5,5% dan Roku merosot 6%. Saham Paramount anjlok 8,6% dan Warner Bros ditutup turun 6%.

"Aktivitas penambahan bruto terus melambat dari yang diharapkan, seperti berlangganan yang bisa melihat tekanan serupa sepanjang musim pendapatan ini, meskipun kami mencatat NFLX unik karena jauh lebih mudah ditembus, khususnya memperhitungkan berbagi password," kata Wolfe Research dalam catatannya Selasa lalu.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendapatan Meroket Tapi Netflix Kehilangan 200 Ribu Pelanggan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular