Larry Page-Sergey Brin, Jadi Miliuner Usai Gagal Jual Google
Jakarta, CNBC Indonesia - Google bukan hanya perusahaan, tapi juga digunakan penggunanya setiap hari. 'Mbah Google' ini menjadi tempat mencari apapun dengan menuliskan kata kunci serta satu klik saja.
Google sendiri didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin. Keduanya bertemu saat berada di program pascasarjanan ilmu komputer Universitas Stanford tahun 1996.
Nyatanya kesuksesan Google juga mendorong Page dan Brin menjadi salah satu orang kaya di dunia. Dalam laporan Forbes, Larry Page berada di urutan ke enam dengan US$111 miliar (Rp 1.594 triliun). Sementara Sergey Brin berada di bawahnya dengan US$107 miliar (Rp 1.536 triliun).
Awal Mula Google
The Verge menuliskan, Google berasal dari ide Larry Page sebuah mesin pencari World Wide Web yang bisa menentukan peringkat tautan berdasarkan seberapa sering ditautkan pada laman lain. Brin membantunya dengan mengubah menjadi PageRank, sebuah algoritma dasar Google Search, produk pencarian ditayangkan pada jaringan Stanford tahun 1996.
Google yang dikenal saat ini ternyata berbeda dengan visi keduanya. Misalnya dari segi iklan, raksasa teknologi itu diketahui disokong dengan kekuatan iklan online.
Namun itu berbeda saat awal berdiri. Brin dan Page ternyata tidak terlalu tertarik mengubah mesin pencarian prototipe mereka menjadi mesin penjual iklan.
Ini tertuang dalam makalah Stanford berjudul The Anatomy of a Large-scale Hypertextual Web Search Engine. Page dan Brin menjelaskan mengenai mesin pencarian yang tidak akan bisa pada entitas yang membayar mahal untuk penempatan yang lebih tinggi.
Google secara resmi hadir kepada publik tahun 1998. Ternyata keduanya juga pernah mencoba menjualnya senilai US$1 juta pada perusahaan portal internet Excite tahun 1999. Pemodal ventura menawarnya hingga US$750 ribu namun CEO Excite George Bell masih tidak mau menerima kesepakatan itu.
Tahun 2001, posisi Page sebagai CEO digantikan oleh Eric Schmidt atas perintah investor. Brin saat itu menggambarkannya sebagai 'pengawasan orang tua'.
Ini menjadi cara mengesampingkan Page dengan sifat keras kepalanya namun canggung secara sosial. Ternyata sifatnya itu membawa terlalu banyak kerusakan pada perusahaan saat masih tumbuh secara eksponensial.
Tahun 2002, Yahoo nampaknya melihat potensi Google dan ingin membelinya. Bahkan perusahaan itu mau membayar hingga US$3 miliar.
Namun tawaran menggiurkan itu nyatanya tidak berhasil menggaet hati Page dan Brin. Setelah usaha penjualan US$750 ribu tahun 1999, Google berkembang 4.000 kali lipat dari harga tersebut.
(npb/roy)