Riset Ini Ungkap Vaksin Booster Terbaik Bagi Pengguna Sinovac

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan kenapa tidak menjadikan vaksin booster Sinovac bagi masyarakat yang sebelumnya telah mendapatkan dua dosis vaksin Sinovac.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan saat uji klinis hasil vaksin booster Sinovac pada penerima dua dosis vaksin Sinovac sebelumnya sangat rendah.
"Surat Edaran saya yang terakhir tanggal 26 Februari belum masuk baru ada Sinovac, Sinovac, Sinopharm. Karena uji klinis rendah sekali untuk Sinovac, Sinovac, dan Sinovac (booster). Tidak masuk dalam rejimen booster," jelas Maxi dalam RDP dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (30/3/2022).
Hasil uji klinis Kemenkes ini sebenarnya sejalan dengan hasil riset di Brasil. Penelitian yang dilakukan di Brasil dan Universitas Oxford ini menemukan bahwa vaksin Sinovac mendapatkan penguat (booster) yang lebih baik dari vaksin platform vektor (AstraZeneca dan Johnson & Johnson) atau vaksin platform mRNA (Pfizer dan Moderna) dalam melawan Covid-19 termasuk varian Omicron dan Delta.
"Studi ini memberikan pilihan penting bagi pembuat kebijakan di banyak negara di mana vaksin menggunakan virus tidak aktif (Sinovac dan Sinopharm) telah digunakan," kata pemimpin studi, Andrew Pollard yang juga direktur Oxford Vaccine Group seperti dikutip dari Reuters, Kamis (31/3/2022).
Dari penelitian ini ditemukan bahwa dosis ketiga Sinovac juga meningkatkan antibodi, tetapi hasil lebih baik diperoleh bila pengguna vaksin Sinovac menggunakan booster vaksin merek berbeda, menurut penelitian terbaru yang melibatkan 1.240 sukarelawan dari kota Sao Paulo dan Salvador di Brasil.
Indonesia sendiri diketahui menggunakan vaksin Pfizer, vaksin Moderna dan AstraZeneca sebagai vaksin booster untuk penerima vaksin Sinovac. Ukurannya setengah dosis dari yang biasa diberikan.
[Gambas:Video CNBC]
dr Reisa: 300 Juta Vaksin Covid Sudah Diberikan ke Warga RI
(roy/roy)