
Ukraina Perang Pakai AI, Tentara Rusia Panik Tahu Kekuatannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertahanan Ukraina mulai menggunakan teknologi pengenal wajah Clearview yang berbasis AI untuk melawan Rusia.
Hal ini dikonfirmasi oleh Clearview, startup asal AS, yang menawarkan penggunaan teknologinya untuk mengenali pasukan Rusia yang melakukan invasi, memerangi misinformasi dan mengidentifikasi korban jiwa.
"Ukraina menerima akses gratis ke mesin pencari Clearview AI untuk wajah yang memungkinkan pihak berwenang untuk memeriksa orang-orang yang berkepentingan di pos pemeriksaan, di antara kegunaan lain," kata Lee Wolosky, penasihat Clearview dan mantan diplomat di bawah presiden AS Barack Obama dan Joe Biden.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Clearview langsung menawarkan penggunaan teknologinya, lewat surat yang dikirimkan CEO Clearview Hoan Ton-That ke pemerintah Ukraina.
Di sisi lain, Clearview mengaku tak menawarkan teknologi ini ke Rusia, yang menyebut serangannya ke Ukraina ini sebagai 'operasi khusus', demikian dikutip CNBC Indonesia dari Reuters, Selasa (15/3/2022).
Pihak Kementerian Pertahanan Ukraina sendiri belum memberikan komentar soal pemakaian teknologi Clearview ini. Namun sebelumnya juru bicara Kementerian Transformasi Digital Ukraina mengaku pihaknya tengah mempertimbangkan tawaran dari perusahaan AS yang berbasis kecerdasan buatan seperti Clearview.
Sejauh ini sistem AI Clearview sudah memiliki lebih dari 2 miliar gambar dari layanan media sosial Rusia VKontakte, dari database total lebih dari 10 miliar foto.
Basis data itu dapat membantu Ukraina mengidentifikasi korban meninggal dunia dengan lebih mudah daripada mencoba mencocokkan sidik jari dan berfungsi bahkan jika ada kerusakan wajah.
Surat dari Ton-That juga mengatakan bahwa teknologi Clearview dapat digunakan untuk menyatukan kembali para pengungsi yang terpisah dari keluarga mereka, mengidentifikasi operasi Rusia dan membantu pemerintah menghilangkan prasangka posting media sosial palsu terkait dengan perang.
Namun, Ton-That menggarisbawahi bahwa Clearview tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya sumber identifikasi. Dia juga tidak ingin teknologi digunakan untuk melanggar Konvensi Jenewa, yang menciptakan standar hukum untuk perlakuan kemanusiaan selama perang.
Seperti pengguna lain, mereka yang menggunakan alat ini di Ukraina menerima pelatihan dan harus memasukkan nomor kasus dan alasan untuk pencarian sebelum pertanyaan.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendiri PayPal Ingatkan Bahaya Kecerdasan Buatan Bagi Manusia
