
Hutan Amazon Mendekati Kematian, Kondisi Bumi di Ujung Tanduk

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian mengungkapkan kondisi mengkhawatirkan hutan hujan Amazon dan berakibat parah pada Bumi. Mereka menyebutkan akibat perubahan iklim dan penggundulan hutan, hutan tersebut kehilangan kapasitas untuk pulih dan bisa berubah menjadi sabana.
Menurut para peneliti, hasil tersebut berarti Amazon mendekati yang disebut kondisi 'titik kritis' lebih cepat dari sebelumnya, dikutip dari Science Alert, Kamis (10/3/2022).
Penelitian itu menganalisa data selama 25 tahun. Mereka melakukan pengukuran pada ketahanan hutan pada guncangan, misalnya kekeringan dan kebakaran.
Ternyata indikator tersebut telah mengalami penurunan selama tiga perempat dari hutan tersebut. Pada daerah yang paling parah, kemampuan untuk kembali seperti semula bahkan berkurang hingga setengahnya.
"Ukuran ketahanan berubah lebih dari dua kali lipat pada tempat-tempat yang lebih dekat dengan aktivitas manusia dan tempat paling kering," ujar rekan penulis Tim Lenton selaku direktur University of Exeter's Global System Institute kepada AFP.
Dari pemodelan, pemanasan global telah membuat permukaan Bumi lebih hangat 1,1 derajat celcius di atas tingkat pra industri. Ini membuat Amazon melewati titik tidak bisa kembali dari keadaan sabana.
"Tapi tentu saja bukan hanya perubahan iklim, orang-orang sibuk menebang atau membakar hutan adalah titik tekanan kedua," ujarnya.
"Kedua hal itu berinteraksi, jadi ada kekhawatiran transisi terjadi lebih awal".
Sementara ini menurut laporan lain deforestasi di Amazon baik hampir 22% dan merupakan level tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Menurut pihak berwenang hal tersebut terjadi dari Agustus 2020 hingga Juli 2021 dibandingkan dalam periode sama pada tahun sebelumnya.
Perkiraan lembaga penelitian ruang angkasa nasional Brasil INPE menyebutkan hutan seluas 13.235 kilometer persegi hilang dalam periode tahun 2020-2021. Ini menjadi yang terbanyak setelah 2005-2006 seluas 14.286 km persegi.
INPE juga mencatat deforestasi terburuk terjadi pada bulan Oktober lalu. Bahkan mencapai luas lebih dari setengah ukuran kota Rio de Janeiro yang hilang di kawasan hutan tersebut.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hutan Papua Disebut Gundul, KLHK: Sejak Zaman Presiden SBY
