
Terinfeksi Covid-19 Delta & Omicron Bersamaan? Ini Kata Ahli

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam perkembangannya sejak pertama kali ditemukan, Covid-19 muncul dengan banyak varian termasuk Delta dan omicron yang teridentifikasi akhir tahun lalu. Biasanya seseorang akan terinfeksi satu varian dalam satu waktu, namun bisakah langsung terkena dua varian sekaligus?
Hingga saat ini memang belum ada laporan atas kemungkinan tersebut. Namun profesor dan kepala departemen penyakit menular di University of Buffalo, Thomas Russo mengatakan koinfeksi dapat terjadi. "Ini sangat mungkin dari sudut pandangan molekuler," ungkapnya dikutip laman health, Kamis (10/2/2022).
Hal yang sama juga dikatakan oleh pakar penyakit menular di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, Amesh A. Adalja. Menurutnya omicron akan menginfeksi beberapa sel dan sel lainnya diserang oleh Delta.
Untuk memberi gambaran soal koinfeksi dua varian, Russo memberikan sebuah contoh. "Bayangkan Anda berada di sebuah bar di mana ada banyak orang yang terinfeksi," jelas Russo.
Ternyata di dalam bar, sebagian orang terinfeksi omicron dan sisanya dengan Delta. Orang-orang itu dapat melepaskan partikel virus ke udara dan orang lain dapat terpapar kedua varian dalam waktu bersamaan, ungkapnya.
Namun menurutnya, koinfeksi dapat mengikat sel yang berbeda pada waktu bersamaan. Jadi tidak akan dalam perbandingan yang sama 50:50, Delta bisa menginfeksi lebih banyak atau yang terjadi sebaliknya pada omicron.
Adalja menambahkan jika seseorang bisa terpapar dua strain bersamaan. Namun kemungkinan ini lebih sulit terjadi sebab kekebalan tubuh berkembang setelah terinfeksi virus.
"Ini mungkin lebih sulit terjadi setelah banyak waktu berlalu, karena sistem kekebalan tubuh Anda meningkat," kata Adalja.
Koinfeksi dua varian ini ternyata tak hanya terjadi pada Covid-19. Russo mengatakan juga bisa pada penyakit lain, misalnya flu.
Ini pertama ditemukan dalam studi Journal of Clinical tahun 2015. Koinfeksi influenza terjadi pada influenza A/H3N2 dan influenza A/H1N1pdm09.
Infeksi tersebut ditemukan tahun 2014 lalu, pada seorang anak laki-laki berusia 3 tahun di Kamboja.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Infeksi Varian Omicron Berapa Lama Berada di Dalam Tubuh?