RI Disebut Masuk Gelombang 3 Covid-19, Ini Kata Kemenkes

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
02 February 2022 11:50
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, memberikan keterangan pers mengenai perkembangan terkini terkait vaksin COVID-19 dari AstraZeneca. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, memberikan keterangan pers mengenai perkembangan terkini terkait vaksin COVID-19 dari AstraZeneca. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia terus terjadi beberapa hari terakhir. Kementerian Kesehatan mengatakan faktor ini bisa menjadi indikator untuk gelombang tiga pandemi Covid-19.

"Gelombang ketiga peningkatan kasus yang pasti indikatornya," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi kepada CNBC Indonesia, Selasa (1/2/2022).

Dia juga menambahkan pihaknya terus melakukan monitor mengenai peningkatan kasus Covid-19 di tanah air. Penambahan itu baru terjadi sekitar 10 hari terakhir.

"Kita terus monitor tentang hal ini karena peningkatan kasus baru sekitar 10 hari terjadi," kata Siti Nadia.

Sebagai informasi, selama satu minggu terakhir kasus Covid-19 harian terus mengalami kenaikan. Misalnya saja pada Selasa kemarin angkanya mencapai 16.021 kasus.

Angka tersebut naik dari 10.185 kasus pada 31 Januari 2021. Dalam sepekan terakhir hanya pada tanggal 31 Januari 2021 mengalami penurunan dari hari sebelumnya yakni 12.422 kasus.

Saat ini Indonesia juga harus menghadapi kasus Omicron yang juga mengalami peningkatan. Bahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penularan varian ini tinggi sekali dan Indonesia akan mengalami puncak kasus. 

Dia memperkirakan puncak kasus tersebut bakal terjadi pada akhir Februari mendatang. Selain itu masyarakat diingatkan untuk tetap waspada terkait kasus Omicron. 

Sebab di negara lain menunjukkan tren kasus Omicron memiliki jumlah yang lebih tinggi daripada saat Delta menyerang tahun lalu. 

"Kita masih belum tahu berapa jumlahnya pada saat puncak kasus akan terjadi di Indonesia. Perkiraan kami puncak akan terjadi di akhir Februari," kata Budi beberapa waktu lalu.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Batuk, Ini Gejala Tak Biasa Covid-19 Varian Omicron!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular