Gejala Omicron Lebih Ringan dari Varian Delta, Ini Alasannya

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
28 January 2022 16:05
Otoritas Belanda mendeteksi 13 kasus positif virus Corona (COVID-19) varian Omicron dari dua penerbangan asal Afrika Selatan (Afsel). (REUTERS/EVA PLEVIER) Foto: Otoritas Belanda mendeteksi 13 kasus positif virus Corona (COVID-19) varian Omicron dari dua penerbangan asal Afrika Selatan (Afsel). (REUTERS/EVA PLEVIER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus varian omicron di Indonesia terus bertambah. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) total kasus omicron di tanah air pada 27/1/2022) sudah mencapai 1.988 pasien.

Dari jumlah tersebut dilaporkan pasien omicron bergejala ringan menyerupai flu biasa . Ini berbeda dengan gejala varian Delta berupa demam, batuk, sesak nafas, kelelahan nyeri otot, sakit kepala, kehilangan indra penciuman (anosmia), sakit tenggorokan, muntah, diare hingga hidung tersumbat atau pilek.

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan gejala yang khas pada omicron adalah hidung tersumbat atau rinore, batuk, nyeri tenggorokan, terutama tenggorokan gatal. Ini mirip dengan gejala flu.

"Namun jarang flu itu nyeri tenggorokan dan jarang tenggorokan gatal, flu biasanya adalah pilek dan kadang-kadang disertai batuk," ujarnya dalam sebuah seminar daring dikutip Jumat (28/1/2022).

Erlina Burhan menjelaskan sebagian besar gejala klinis dari omicron ini ringan-ringan saja bahkan tidak bergejala. Dari studi HKUMed Hong Kong menyebutkan varian omicron memiliki laju infeksi dan replikasi (berkembang biak) di bronkus (saluran pernafasan) 70 kali lebih tinggi dari varian Delta dan varian awal.

"Ini lah kenapa gejala-gejala omicron itu banyaknya berurusan dengan saluran nafas. Apa itu, batuk, nyeri tenggorok, gatal di tenggorok, kemudian hidung tersumbat, pilek atau rinore," ujarnya Erlina Burhan.

Akan tetapi di Paru, laju infeksi dan replikasi (berkembangbiaknya) varian omicron 10 kali lebih rendah dari varian awal.

"Inilah yang bisa menjelaskan kenapa gejala-gejala yang melibatkan radang di paru seperti sesak nafas, demam yang tinggi, itu kurang karena memang replikasi di jaringan paru 10 lebih rendah dibandingkan yang lain," terangnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pasien omicron gejala ringan atau tidak bergejala tidak perlu dirawat di rumah sakit, cukup isolasi mandiri (isoman) di rumah.

"Kalau tanpa gejala, bisa dirawat di rumah tidak usah panik. Minum vitamin, buka jendela, isolasi sendiri," jelas Budi dalam konferensi pers online, Kamis (27/1/2022).

Namun jika tempat tinggal orang dengan Omicron sangat padat bisa masuk ke isolasi terpusat seperti Wisma Atlet. Menurutnya kelompok ini bisa sembuh sendiri dari Omicron.

Bagi mereka dengan gejala ringan, seperti demam dan batuk namun saturasi oksigen di atas 95, juga bisa dirawat sendiri di rumah. Bisa menggunakan layanan telemedicine dan mengonsumsi obat yang disarankan.

"Dengan obat-obatan, konsultasi ke telemedicine nanti akan di-guidance oleh dokternya akan dikirim obat-obatnya," ungkapnya.

Dengan cara ini diharapkan para pasien Omicron dengan gejala ringan juga bisa sembuh tanpa harus masuk ke rumah sakit.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Terungkap! Ini yang Bikin Gejala Omicron Tak Separah Delta


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading