Teknologi 5G Ini Segera Dipakai AS, Maskapai Teriak 'Bencana'

Tim, CNBC Indonesia
Selasa, 18/01/2022 15:50 WIB
Foto: Pesawat Delta Airlines meluncur di landasan pacu Bandara Internasional Denver di Denver, Senin (3/1/2022). (AP/David Zalubowski)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala eksekutif maskapai penumpang (airlines) dan kargo utama AS memperingatkan akan adanya "bencana" krisis penerbangan yang akan datang dalam waktu kurang dari 36 jam, ketika raksasa operator telekomunikasi AT&T dan Verizon menyebarkan layanan 5G baru.

Maskapai memperingatkan layanan C-Band 5G baru yang akan dimulai pada Rabu (19/1/2022) dapat membuat sejumlah besar pesawat berbadan lebar tidak dapat digunakan, "berpotensi membuat puluhan ribu orang Amerika terdampar di luar negeri" dan menyebabkan "kekacauan" untuk penerbangan AS.

"Kecuali hub utama kami diizinkan untuk terbang, sebagian besar perjalanan publik dan pengiriman pada dasarnya akan dilarang terbang," tulis kepala eksekutif American Airlines, Delta Air Lines, United Airlines, Southwest Airlines dan lainnya dalam sebuah surat yang ditujukan kepada direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Brian Deese, Sekretaris Transportasi Pete Buttigieg, Administrator FAA Steve Dickson dan Ketua Komisi Komunikasi Federal (FCC) Jessica Rosenworcel.


Sebelumnya, The Federal Aviation Administration (FAA) telah memperingatkan akan adanya potensi gangguan dapat memengaruhi instrumen pesawat yang sensitif seperti altimeter dan secara signifikan menghambat operasi dengan visibilitas rendah.

"Artinya, pada hari seperti kemarin, lebih dari 1.100 penerbangan dan 100.000 penumpang akan mengalami pembatalan, pengalihan, atau penundaan," demikian peringatan surat tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/1/2022).

Maskapai penerbangan sedang mempertimbangkan apakah akan mulai membatalkan beberapa penerbangan internasional yang dijadwalkan tiba di Amerika Serikat pada Rabu.

"Dengan pembatasan yang diusulkan di bandara tertentu, industri transportasi sedang mempersiapkan beberapa gangguan layanan. Kami optimis bahwa kami dapat bekerja di seluruh industri dan dengan pemerintah untuk mencari solusi yang secara aman mengurangi sebanyak mungkin dampaknya pada jadwal," ungkap Boeing.

Airlines for America, kelompok yang mengeluarkan surat itu, menolak berkomentar. Instansi pemerintah lainnya tidak berkomentar.

FAA mengatakan "akan terus memastikan bahwa masyarakat yang bepergian aman karena perusahaan nirkabel menyebarkan 5G. FAA terus bekerja dengan industri penerbangan dan perusahaan nirkabel untuk mencoba membatasi penundaan dan pembatalan penerbangan terkait 5G."

Tahun lalu, operator AT&T dan Verizon ditetapkan sebagai pemenang hampir semua spektrum C-Brand di Amerika Serikat (AS) senilai US$80 miliar. Pada 3 Januari keduanya menyepakati zona-zona netral di sekitar 50 bandara untuk mengurangi risiko gangguan dan mengambil kebijakan alternatif untuk menekan potensi gangguan selama enam bulan.

AT&T dan Verizon sepakat untuk menunda layanan 5G selama dua minggu hingga Rabu besok, untuk mencegah ancaman keselamatan penerbangan, usai layanan itu sempat ditangguhkan selama 30 hari.

Para pemimpin maskapai besar dan kepala eksekutif Boeing Dave Calhoun melakukan pembicaraan yang cukup lama dengan Buttigieg dan Dickson untuk mengingatkan adanya ancaman krisis ini . Maskapai meminta 5G diterapkan di luar radius sekitar 3,2 km dari landasan pacu di sejumlah bandara.

"Intervensi mendesak diperlukan untuk mencegah gangguan operasional yang signifikan pada penumpang pesawat, pengirim barang, rantai pasokan dan kiriman pasokan medis yang diperlukan," ujarnya.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI "Terlambat" Adopsi 5G & AI Dibanding India-Malaysia, Kenapa?