Top! Vaksin Sinovac Mampu Lawan Omicron, Anda Disuntik Ini?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 January 2022 09:55
Zona merah di Kelurahan Kerukut, Tamansari, Jakarta, Senin (10/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Zona merah di Kelurahan Kerukut, Tamansari, Jakarta, Senin (10/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Sinovac dan Sinopharm disebut dapat memberikan perlindungan dari penyakit parah, rawat inap, hingga kematian karena varian Omicron. Ini diungkapkan oleh Incident Manager World Health Organization (WHO) Abdi Mahamud.

Penilaian ini diungkapkan setelah beberapa hari sebelumnya dirilis penelitian awal yang menyebutkan tiga dosis vaksin Sinovac tidak cukup memproduksi antibodi untuk melawan varian Omicron.

Studi dari Yale University, Kementerian Kesehatan Republik Dominika, dan beberapa lembaga penelitian menyimpulkan dua dosis vaksin Sinovac dicampur satu dosis booster vaksin Pfizer tidak mampu menghentikan infeksi varian Omicron.

Abdi Mahamud mengatakan meskipun varian Omicron dapat menghindari antibodi dan menyebabkan infeksi, bukti muncul bahwa vaksin Covid-19 masih melindungi terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian.

"Vaksin memiliki peringkat yang berbeda dalam hal pencegahan infeksi, tetapi yang kita ketahui sejauh ini adalah semuanya mencegah kematian. Prediksi kami, kemampuan mereka untuk mencegah [penyakit] parah, rawat inap dan kematian akan dipertahankan," katanya seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (12/1/2022).

"Apa yang kita lihat sekarang adalah apa yang akan melindungi dari [penyakit] parah, rawat inap dan kematian, itu adalah respons sel-T Anda. Apa yang kita ketahui dari vaksin lain adalah mereka mencegahnya, apakah itu [vaksin] Sinovac atau Sinopharm."

Sistem tubuh manusia memiliki sistem pertahanan yang berlapis. Ketika antibodi gagal membendung infeksi, sel-T (sistem imun tubuh yang berfokus pada partikel asing tertentu dan mempunyai peranan penting dalam pertahanan terhadap zat asing ketika partikel-partikel asing masuk ke dalam tubuh) bisa menjadi sistem pertahanan lainnya.

"Sel-T mempertahankan kemampuan [tubuh] untuk mengenali [varian] dan melindungi [tubuh] dari penyakit parah," terang Abdi Mahmud.

Kepada CNBC Indonesia, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menanggapi hasil penelitian Yale University. Menurutnya vaksin memang tidak memberikan proteksi hingga 100% pada penularan virus.

"Jadi semua orang yang sudah divaksin itu memiliki kemungkinan tetap tertular," ujarnya.

Dia juga mengimbau masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan. Walaupun mereka sudah menerima vaksinasi dua dosis lengkap.

Kombinasi vaksin dan protokol kesehatan, menurutnya akan meningkatkan efektivitas mencegah penularan Covid-19. Dia menambahkan efektivitas vaksin juga bergantung pada kekebalan kelompok.

Namun menurutnya orang yang sudah divaksin punya perlindungan lebih tinggi dibandingkan yang belum divaksin. "Jadi ketika dikatakan bahwa Sinovac (dosis I), Sinovac (dosis II), Pfizer (dosis III), tidak bisa menghadapi Omicron, mungkin saja. Karena vaksin ini tidak memberikan perlindungan 100% terhadap penularan. Tapi terhadap sakit berat dan kematian bisa turun sampai dengan 77%," jelas Siti Nadia.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik! Ditemukan Calon Senjata Baru Lawan Varian Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular