Disuntik Vaksin Booster Covid-19 Beda Merek, Boleh dan Aman?

roy, CNBC Indonesia
Selasa, 04/01/2022 11:30 WIB
Foto: Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akan memulai penyuntikan dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19 pada 12 Januari 2022. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers digital di Jakarta, Senin (3/1/2022).

Untuk tahap awal booster vaksin akan diberikan kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan masyarakat yang rentan terinfeksi Covid-19. Booster juga akan diberikan kepada golongan dewasa berusia 18 tahun ke atas. Booster vaksin Covid-19 akan diberikan enam bulan setelah disuntik dosis kedua.

"Sudah Diputuskan Bapak Presiden (Joko Widodo) vaksinasi booster akan jalan 12 Januari golongan dewasa di atas 18 tahun sesuai dengan standar WHO," terang Budi Gunadi Sadikin, seperti dikutip Selasa (4/1/2022).


Pria yang biasa disapa BGS itu menambahkan booster vaksin Covid-19 akan diselenggarakan kabupaten atau kota yang sudah menyuntikkan dosis pertama vaksin kepada minimal 70% penduduknya dan 60% dosis kedua. Saat ini ada 244 kabupaten atau kota yang sudah memenuhi syarat tersebut termasuk Jakarta, Depok, dan Bekasi.

Informasi saja, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) sedang memproses izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) booster vaksin Covid-19.

Penelitian dilakukan dengan skema homologous atau penyuntikan dosis ketiga dengan merek yang sama dengan dua dosis sebelumnya serta heterologous atau penyuntikan dosis ketiga dengan merek yang berbeda dengan dua dosis sebelumnya.

Uji klinis itu dilakukan dari Balitbangkes (Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan) dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Indonesia (UI).

Vaksin primer menggunakan CoronaVac (Sinovac) dan AstraZeneca. Sementara vaksin booster dengan CoronaVac, AstraZeneca dan Pfizer.

"Jenis booster untuk primer Sinovac data interim imunogenisitas 28 hari pemberian vaksin booster diharapkan pertengahan Januari 2022 untuk mendapatkan data pemberian EUA (izin penggunaan darurat)," kata Penny.

Sedangkan AstraZeenca diperkirakan pada 2022. Data imunogenitas atau kemampuan vaksin merangsang respon imun tubuh akan dilihat hingga 6-12 bulan setelah booster diberikan.

"Yang homologous dalam waktu dekat [izinnya] sebelum tanggal 10 [Januari] tentunya ya. Secepatnya datanya lengkap ya," kata Ketua BPOM Penny Lukito beberapa waktu lalu.


(roy/dru)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center