
Vaksin Covid yang Ampuh Lawan Omicron, Anda Disuntik Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak November lalu, sejumlah negara dunia melaporkan temuan kasus varian Omicron, yang ternyata menyebar dengan sangat cepat. Keefektivan vaksin pun mulai dipertanyakan dengan kehadiran varian baru itu.
Sejumlah penelitian mulai merilis hasil studi awal penggunaan sejumlah vaksin. Meskipun masih memiliki tingkat efektivitas yang tinggi, namun ada diantaranya yang melaporkan efikasi menurun saat melawan varian Omicron.
Berikut beberapa penelitian soal vaksin menghadapi Omicron, dirangkum CNBC Indonesia, Senin (27/12/2021):
Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna
Studi dari Discovery Health, sebuah perusahaan asuransi Afrika Selatan, menemukan dua dosis Pfizer memiliki keefektifan 70% melawan Omicron. Angka ini menurun dari efikasi awal sekitar 80%. Catatan efektivitas vaksin itu juga untuk melawan penyakit parah serta rawat inap.
Ada juga studi dari Columbia University dan University of Hong Kong yang menemukan antibodi yang dihasilkan Pfizer 20 kali lebih rendah melawan Omicron dibandingkan varian aslinya. Riset di Inggris mengungkapkan 32% dari 581 kasus Omicron menerima dua dosis Pfizer 15 minggu atau lebih dari itu sebelumnya.
Peneliti juga menyimpulkan vaksinasi booster membuat peningkatan atas perlindungan. Antibodi Pfizer melawan Omicron dikatakan meningkat sama seperti menghadapi infeksi varian awal.
Dibandingkan dengan Pfizer, studi tersebut melihat penurunan antibodi lebih sedikit saat melawan Omicron. Penurunan antibodi vaksin Moderna terhadap Omicron sebanyak sembilan kali dibandingkan varian sebelumnya. Booster juga jadi catatan penting untuk antibodi meningkat lebih tinggi, dengan diberikan jenis yang sama.
Vaksin AstraZeneca
Laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Universitas Oxford dan Imperial College London pada 14 Desember 2021 menunjukkan perlindungan dua dosis AstraZeneca mengalami penurunan saat melawan Omicron.
Studi ini melibatkan 188 ribu orang. Hasil studi didasarkan pada jumlah yang kecil untuk Omicron sebanyak 581 dibandingkan 56.439 kasus varian Delta dan belum melakukan peer-review.
Dari 581 kasus Omicron, 20% tidak divaksinasi yang juga merupakan bagian 11% dari keseluruhan hasil tes yang dipantau. Sementara itu 33% diantaranya menerima dua dosis vaksin AstraZeneca sekitar 15 minggu atau lebih sebelumnya. Riset juga mengklaim dua dosis tersebut dan pemberian booster Pfizer bisa meningkatkan perlindungan.
Vaksin Sinovac Kurang Ampuh?
Vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech China jadi salah satu yang paling banyak digunakan termasuk di Afrika, Amerika Latin dan Asia Tenggara. Namun efikasinya rendah dibandingkan vaksin lain.
Menurut studi laboratorium Universitas Hong Kong menunjukkan sampel dari orang yang menerima dua dosis Sinovac gagal menghasilkan antibodi yang bisa dideteksi melawan Omicron, jadi booster diperlukan.
Dalam riset terbaru, tiga dosis Sinovac tidak mampu melawan Omicron. Melansir Reuters, peneliti menilai vaksin berbasis mRNA untuk booster, Pfizer, lebih efektif diberikan membentuk kekebalan pada Omicron.
Para peneliti tidak menjelaskan lebih lanjut berapa besar antibodi yang dihasilkan Sinovac atau Pfizer melawan Omicron. Para ahli menyarankan penerima dua dosis Sinovac mencari vaksin lain untuk booster.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terbukti Ampuh! Vaksin Covid Ini Paling Efektif Jadi Booster
