Penyelidikan Kasus Pesawat Antariksa Rusia Rampung, Hasilnya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia telah menyelesaikan penyelidikan lubang pada pesawat antariksa Soyuz tahun 2018 saat merapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Laporan tersebut menyebut kemungkinan astronaut NASA membuat kejadian tersebut.
Kepada publikasi RIA Novosti, perusahaan antariksa Rusia, Roscosmos mengatakan telah mengirimkan investigasi kepada penegak hukum setempat.
"Semua hasil investigasi mengenai lubang di modul tempat tinggal pesawat antariksa Soyuz MS-09 dikirim ke petugas penegak hukum," kata pihak Roscosmos, dikutip dari Ars Technica, Rabu (1/12/2021).
Sebagai informasi, di Rusia hasil investigasi dikirim ke penegak hukum. Dengan begitu memungkinkan pejabat memutuskan apakah akan ada kasus pidana atau tidak.
Sementara pada kejadian Agustus 2018 lalu, tidak ada astronaut atau kosmonot dalam bahaya. Saat itu terdeteksi terdapat kebocoran 2mm pada modul orbital kendaraan Soyuz MS-09 saat mendarat di ISS.
Jika lubang itu dibiarkan, lubang kecil bisa berdampak pada stasiun. Yakni menurunkan tekanan dalam waktu dua minggu.
Namun pada akhirnya masalah itu bisa diselesaikan. Dengan kosmonot menambal lubang dengan epoksi.
Pada akhirnya, Soyuz bisa kembali ke Bumi membawa Kosmonot Rusia Sergey Prokopyev, astronaut Badan Antariksa Eropa Alexander Gerst, dan Serena Aunon-Chancellor dari NASA. Penerbangan itu akhir dari misi enam bulan yang dilakukan ketiganya.
Setelah kejadian itu banyak teori penyebab lubang tersebut. Beberapa media Rusia melaporkan adanya cacat manufaktur atau pengujian.
Di saat bersamaan, muncul teori baru menuding astronaut NASA yang tidak puas mengebor lubang tersebut. Ucapan ini keluar dari sejumlah sumber di pemerintahan Rusia.
Pejabat Rusia kembali melontarkan teori lain setelah pengumuman penyelidikan selesai. Dalam artikel RIA yang mengutip laporan, menyebutkan Aunon-Chancellor mungkin mengebor lubang dengan alasan 'stress setelah hubungan romantisnya gagal dengan kru lain'.
NASA sudah berulang kali membantah tudingan tersebut. Badan Antariksa itu juga menyebutkan serangan pada Aunon-Chancellor tidak berdasar. "Serangan ini salah dan tidak memiliki kredibilitas. Saya sepenuhnya mendukung Serena dan berada di belakang seluruh astronaut," ucap Administrator NASA, Bill Nelson.
(npb/roy)