Fakta Seputar 'Kiamat' Uang Kertas, Benarkah di Depan Mata?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
29 November 2021 13:31
Ilustrasi Investasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Investasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Per Oktober 2021, Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah transaksi uang elektronik mencapai Rp 29,23 triliun atau naik 5,35% dari bulan sebelumnya (month to month/mtm) dan melonjak tinggi hingga 55,54% dibandingkan Oktober 2020 (year on year/yoy).

Pada Januari-Oktober 2021, rata-rata pertumbuhan transaksi uang elektronik adalah 46,19% yot setiap bulannya. Melambat dibandingkan periode yang sama pada 2020 yang tumbuh 60,36%.

Meski ada perlambatan, tetapi pertumbuhan penggunaan uang elektronik jauh lebih tinggi ketimbang peredaran uang kartal (uang fisik).

Per Oktober 2021, nilai peredaran uang kartal adalah Rp 854,28 triliun. Hanya tumbuh 5,9% yoy, laju terlemah sejak Agustus 2020.

Pertumbuhan Transaksi Digital Tinggi

BI menyebut, semakin pesatnya perkembangan transaksi ekonomi dan keuangan digital ini, sejalan dengan terus meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, meluasnya ekosistem e-commerce, semakin berkembangnya layanan pembayaran digital.

Dalam laporan tahunan BI 2021, disebutkan transaksi uang elektronik pada 2021 diperkirakan mencapai Rp 40.000 triliun atau akan naik 41,2% secara tahunan (year on year/yoy). Serta akan kembali tumbuh tinggi 16,3% (yoy) hingga mencapai Rp 337 triliun pada 2022.

Adapun transaksi e-commerce pada tahun ini diramal akan menembus Rp 403 triliun atau tumbuh 51,6% (yoy) dan akan terus meningkat pada 2022 hingga mencapai Rp 530 triliun atau tumbuh 31,4% (yoy).

Sejalan dengan perkembangan ekonomi digital, transaksi pembayaran digital banking pada 2021 juga diproyeksikan naik 46,1% (yoy) atau mencapai Rp 40.000 triliun dan berlanjut naik 21,8% hingga mencapai Rp 48.600 triliun pada 2022.

(mij/mij)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular