
Asteroid Dekat Bumi Ini Bikin Tajir Melintir, RI Mau Garap?

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti kembali menemukan sebuah Asteroid dekat Bumi yang memiliki sumber daya mineral logam yang bila ditambang bisa menghasilkan ratusan triliun rupiah.
Asteroid itu diberi labelĀ nama 1986 DA dan dijuluki "mini Psyches". Para peneliti memperkirakan Asteroid ini diperkirakan mengandung lebih banyak besi, nikel, dan kolbalt dibanding keseluruhan cadangan logam global Bumi. Nilainya diprediksi mencapai US$11,65 triliun atau setara Rp 165.430 triliun (asumsi Rp 14.200/US$).
Asteroid itu disebut terdiri dari 85% logam mineral dan 15% silikat, yang biasanya batuan normal. Asteroid itu memiliki Lebar lebih dari 1,6 kilometer.
Para peneliti memprediksi kedua Asteroid dekat Bumi ini "kemungkinan menjadi target penambangan Asteroid di masa depan." Riset ini telah diterbitkan di The Planetary Science Journal, seperti dikutip dari CNet, Jumat (5/11/2021).
Para peneliti memperkirakan Asteroid langka ini terdiri dari bukit dan lembah yang terbuat dari logam mulia. Mereka memperkirakan Asteroid ini merupakan inti yang tersisa dari planet berbatu kuno yang pernah hancur. Menariknya, inti Bumi yang tertutup terlihat sangat mirip dengan ini.
Penambangan luar angkasa telah menjadi topik yang hangat dibicarakan dalam komunitas ilmiah. Para ahli percaya penambangan ini dapat menjadi sumber logam yang hemat biaya jika manusia mendirikan koloni di Bulan atau Mars.
Salah satu yang paling sering dibahas adalah penambangan 16 Psyche yang berada di sabuk Mars dan Jupiter. Asteroid ini diduga mengandung mineral senilai US$10.000 kuardriliunĀ (lima belas nol di belakangnya). Nilai yang sangat fantastis.
Pada 2022, NASA akan memulai misi ke 16 Psyche untuk meneliti dan memastikan secara langsung dugaan kandungan mineral pada Asteroid ini. Hal inilah yang membuat dari dari mini Psyches ini sangat diperlukan, guna menampilkan tampilan awal pada fitur-fitur 16 Psyche.
"Sangat bermanfaat bagi kami menemukan 'mini-psyches' ini begitu dekat dengan Bumi," ungkap Vishnu Reddy, Profesor di Laboratorium Lunar dan Planet Universitas Arizona dan peneliti utama riset tersebut.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NASA Coba Prediksi Waktu Asteroid Bennu Hantam Bumi