
Facebook Dihantam Skandal, Makan Untung dari Kebencian

Jakarta, CNBC Indonesia - Facebook kembali terpukul dengan rentetan laporan yang disampaikan oleh mantan karyawannya jelang akhir pekan ini. Laporan ini secara keseluruhan menyebutkan bahwa Facebook menyadari membiarkan ujaran kebencian dan informasi keliru di platformnya untuk mengambil keuntungan.
Pelapor terbaru itu, merupakan sumber anonim. Ia merupakan pegawai Facebook dan mengajukan keluhan ke regulator keuangan AS untuk pasar modal, SEC.
Ia memaparkan bagaimana situasi 2017, saat Facebook ikut campur dalam kontroversi rumor keterlibatan Rusia di Pemilu Presiden AS 2016. Ia menyebut manajernya menghalau upaya memerangi informasi negative dan salah karena takut ke presiden kala itu, Donald Trump.
"Ia juga takut upaya membendung ujaran kebencian bisa merusak keuntungan platform tersebut," kutip AFP, Sabtu (23/10/2021).
Hal ini merupakan ujian baru bagi perusahaan Mark Zuckerberg itu. Sebelumnya hal sama juga semp[at dikatakan mantan karyawannya Frances Haugen kepada sejumlah media
Facebook, kata dia, menjalankan eksperimen yang menunjukkan bagaimana profil baru dari seorang ibu konservatif dari North Carolina menerima rekomendasi untuk bergabung dengan kelompok yang terkait dengan kelompok konspirasi sayap kanan QAnon. QAnon adalah kelompok garis keras AS, yang dikaitkan dengan peristiwa penyerangan Capitol AS awal mantan Presiden AS Donald Trump lengser.
"Facebook mengutamakan keuntungan daripada keamanan," ujarnya.
"Perusahaan sengaja menyembunyikan informasi penting dari publik, dari pemerintah AS dan dari pemerintah di seluruh dunia," kata pernyataan Haugen.
Seorang karyawan juga dilaporkan menyatakan keterkejutan dan kemarahan setelah pemberontakan 6 Januari di US Capitol. Ia menyinggung nilai kerja di perusahaan itu, sebagaimana ditulis Bloomberg.
"Saya berjuang untuk mencocokkan nilai saya dengan pekerjaan saya di sini. Saya datang ke sini berharap untuk mempengaruhi perubahan dan meningkatkan masyarakat, tetapi yang saya lihat hanyalah atrofi dan pelepasan tanggung jawab," tulis seorang karyawan dimuat CNN International.
Facebook sendiri menolak keras tudingan ini. Melalui juru bicaranya perusahaan mengatakan tak ada bukti atas masalah yang dituduhkan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Skandal! Geger Facebook Paper, Seret Nama Mark Zuckerberg