Merinding! Ramalan Matahari Mati dan Nasib Manusia di Bumi

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
22 October 2021 07:15
The diamond ring effect appears as the solar eclipse totality ends Monday, Aug. 21, 2017, over the Orchard Dale historical farm near Hopkinsville, Ky. The location, which is in the path of totality, is also at the point of greatest intensity. (AP Photo/Mark Humphrey)
Foto: AP/Mark Humphrey

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada sebuah prediksi saat Matahari menuju 'kematiannya'. Bintang besar pusat tata surya itu kemungkinan akan berusia lima miliar tahun lagi, dan pada saatnya tiba ada kemungkinan Bumi tak terselamatkan.

Hal tersebut berdasarkan prediksi sejumlah astronom dalam jurnal yang diterbitkan di Nature. Mereka menyimpulkan ada kemungkinan planet Jupiter bertahan saat Matahari mati nanti.

Sebab mereka menemukan sistem tata surya di dekat pusat Bimasakti dengan kasus serupa. Pengamatan itu menggunakan WM Keck Observatory di Hawaii, dikutip Cnet, Jumat (22/10/2021).

Terlihat ada katai putih yang mati, namun sebuah planet seperti Jupiter begitu juga orbitnya masih tetap ada. Joshua Blackman, yang merupakan penulis utama dan peneliti postdocotral Univeristy of Tasmania Australia, Joshua Blackman mengatakan dengan bukti ini menjadi penegasan planet yang mengorbit dengan jarak jauh akan tetap hidup setelah kematian Matahari.

"Mengingat bahwa sistem ini adalah analog dengan tata surya kita sendiri, ini menunjukkan bahwa Jupiter dan Saturnus mungkin bertahan dari fase raksasa merah Matahari ketika kehabisan bahan bakar nuklir dan menghancurkan diri sendiri," kata dia.

Mengingat adanya temuan ini, pindah ke bulan Jupiter atau Saturnus bisa menjadi pilihan manusia jika masih ada. Hal ini diungkapkan rekan penulis, David Bennet yang berasal dari University of Maryland dan NASA Goddard Space Flight Center.

Namun Bennett menambahkan masalah tidak langsung selesai begitu saja. Karena kepindahan itu berarti manusia tidak bisa lagi mengandalkan panas Matahari sebagai katai putih untuk beberapa waktu berikutnya.

Matahari diprediksi akan berada dalam beberapa proses selama menuju kematiannya. Misalnya berkembang menjadi raksasa merah, yang disebut NASA sebagai waktu palung kejam dalam kehidupan bintang. Saat itu tiba, Bumi akan tidak bisa dihuni dan kemungkinan hancur.

Lalu berikutnya Matahari mengendap dan menjadi katai putih. Ini adalah bintang mati yang mendingin dan memudar.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sisa Umur Matahari Terungkap, Ada Ramalan Ngeri Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular