Netflix Digugat Operator Korsel, Masalahnya Mirip Telkom

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 October 2021 12:30
FILE PHOTO: The Netflix logo is seen on their office in Hollywood, Los Angeles, California, U.S. July 16, 2018. REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo
Foto: Netflix (REUTERS/Lucy Nicholson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepopuleran Squid Games ternyata membuat salah satu penyedia layanan internet Korea Selatan SK Broadband menggugat Netflix. Ini karena adanya peningkatan trafik dan pekerjaan pemeliharaan ke raksasa streaming tersebut dan membebani operator.

Langkah tersebut dilakukan setelah pengadilan Seoul mengatakan Netflix harus secara wajar memberikan sesuatu sebagai imbal kepada penyedia layanan internet untuk pengguna jaringan. Beberapa anggota parlemen juga menentang penyedia konten yang tidak membayar untuk menggunakan jaringan padahal menghasilkan trafik yang eksplosif.

Netflix mengatakan akan meninjau klaim yang dikeluarkan SK Broadband. Perusahaan asal AS itu juga berusaha berdialog dan mencari cara untuk bekerja sama dengan operator itu memastikan konsumen tidak terdampak, dikutip dari Reuters, Kamis (7/10/2021).

SK Broadband harus menangani lonjakan trafik sebanyak 24 kali dari Mei 2018 menjadi 1,2 triliun bit per detik di bulan September. Ini karena tayangan populer Netflix Korea termasuk Squid Games dan D.P.

Tayangan populer tersebut membuat Netflix sebagai penghasil trafik data terbesar kedua di Korea Selatan. Netflix hanya kalah dari platform berbagai video, Youtube, dan keduanya juga tidak membayar penggunaan jaringan.

Padahal penyedia konten lain seperti Amazon, Apple dan Facebook membayarnya, ungkap SK.

SK Broadband mengatakan telah melakukan gugatan pada Netflix untuk membayar penggunaan jaringan. Perusahaan menggunakan jaringan itu sejak 2018 untuk mengirimkan konten di Korea dari server Jepang dan Hongkong.

Persoalan yang sama sebenarnya juga dialami Telkom. Perusahaan itu memang sudah membuka blokir platform pada jaringannya namun tahun lalu menyebut belum ada kesepakatan komersial dan teknis antar dua perusahaan.

Salah satunya mengenai direct pricing atau interkoneksi untuk menyalurkan heavy traffic konten video. Padahal video HD dari Netflix memakan banyak bandwidth.

Persoalan ini tidak ditemui di Amerika Serikat. Karena sejak 2014, Netlfix sudah membayar peering ke seluruh operator telekomunikasi dan ISP besar seperti Comcast dan AT&T.

"Jika kondisi ini dibiarkan, belanja modal dan beban operasi hanya habis untuk peningkatan kapasitas jaringan demi Netflix saja. Ini semua kami tanggung, sementara dari Netflix tak ada 'pengorbanan' apapun, monopoli penggunaan bandwidth oleh Netflix saat ini sudah sangat besar dan diskriminatif," ujar Direktur Wholesale & Internasional Service Telkom Dian Rachmawan pada 2020 lalu.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aigoo! Korsel Terancam Krisis Internet Gegara Drama Korea

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular