Mengenal B.1.466.2, Varian Covid-19 Asli Indonesia

Tim, CNBC Indonesia
14 September 2021 08:35
Warga melakukan tes antigen/pcr di Altomed, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (9/8/2021). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pemerintah terus meningkatkan testing dan tracing atau pemeriksaan dan pelacakan kasus Covid-19.  Pemerintah bersama TNI, Polri dan lembaga lainnya akan terus berkoordinasi, memantau serta mengejar target tracing sebagai bentuk mitigasi terhadap penyebaran kasus Covid-19 di area Jawa dan Bali. Diketahui 9 Agustus 2021 merupakan hari terakhir PPKM level 4 setelah sebelumnya diperpanjang sejak 3 Agustus pekan lalu. Per 8 Agustus 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan total jumlah pasien positif corona adalah 3.666.031 orang. Bertambah 26.415 orang dari hari sebelumnya, penambahan kasus positif terendah sejak 2 Agustus 2021. Sepanjang 3-8 Agustus 2021, jangka waktu perpanjangan PPKM Level 4, rata-rata pasien positif bertambah 33.872 orang per hari. Turun dibandingkan rata-rata enam hari sebelumnya yaitu 37.144 orang setiap harinya. Pantauan CNBC Indonesia di hari terakhir jalanan ibukota di kawasan Jalan Gatot Subroto sudah ramai. Pengendara roda dua maupun roda empat memadati kawasan tersebut. Mobilitas warga dalam lingkup pemukiman juga berjalan normal penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 ini. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pemeriksaan Covid-19 (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Bahkan virus yang diduga berasal dari kelelawar ini sudah bermutasi di Indonesia dan menghasilkan varian lokal yang diberi nama B.1.466.2. Sebahaya apa Covid-19 varian asal Indonesia ini?

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, varian B.1.466.2 ini tidak berpotensi bahaya. Varian ini tidak masuk dalam daftar variant of concern (VOC) seperti varian Delta.

"Asli Indonesia ada nomornya kalau enggak salah B.1.466.2. Tapi itu tidak diidentifikasi sebagai varian berpotensi berbahaya. Varian lokal itu sudah sangat kalah dibandingkan varian Delta," kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Senin (13/9/2021).

Varian B.1.466.2 pertama kali ditemukan di Bekasi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan varian lokal ini sempat mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia pada Maret 2021 hingga 57% sebelum akhirnya varian Delta mendominasi di Indonesia.

"Iya (sempat) masif, tapi dulu tak terbahas karena keterbatasan untuk melakukan whole genome sequencing juga. Saat ini data genom sudah banyak dan bisa bicara banyak dan (jadi) tahu juga kalau dulu varian lokal pernah mendominasi," kata Ketua Tim Riset Whole Genome Sequencing (WGS) LIPI Sugiyono Saputra, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (13/9/2021).

Dalam situs resminya, World Health Organization (WHO) mengungkapkan varian B.1.466.2 sebagian varian Alerts for Further Monitoring atau yang membutuhkan pemantauan lebih lanjut.

"Kategori varian Alerts for Further Monitoring dapat diartikan sebagai dugaan perubahan-perubahan genetik yang mempengaruhi karakteristik virus dengan beberapa indikasi bahwa varian itu dapat menimbulkan risiko di masa depan," ujar WHO dikutip dari situs resminya.

Ada pun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sempat mengungkap empat jenis varian baru virus corona (Covid-19) asal Indonesia. Berikut daftarnya:

  • Varian B.1.466.2 pertama kali ditemukan di Bekasi pada 12 November 2020.
  • Varian B.1.470 ditemukan di Surabaya 9 April 2020,
  • B.1.1.398 di Jakarta pada 5 Juni 2020, dan
  • B.1.459 di Nusa Tenggara Barat pada 1 Juni 2020.

Berdasarkan data per 30 Juli 2021, varian B.1.466.2 ada 794 kasus. Kemudian B.1.470 ada 460 kasus, B.1.1.398 ada 173 kasus dan B.1.459 sebanyak 136 kasus. Kemenkes menyatakan varian ini tidak berbahaya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Ada Covid Varian asal RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular