IDI Bicara Vaksin Covid-19 Booster Bagi Warga RI, Perlukah?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
25 August 2021 16:15
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren)
Foto: Ilustrasi Vaksin (AP/Ted S. Warren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akhirnya memutuskan memberikan dosis ketiga bagi tenaga kesehatan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberi usulan terkait booster untuk masyarakat umum.

Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto menyoroti soal efikasi vaksin yang menurun setelah beberapa bulan disuntikkan.

"Perlu kami sampaikan sesuai analisa 6-12 bulan sudah harus dilakukan booster harus diantisipasi kecepatan vaksin tidak tercapai," kata Slamet dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (25/8/2021).

Dia mengatakan terkait kecepatan proses vaksinasi. Menurut perhitungannya dengan target herd immunity 208 juta orang dan menyuntikkan 600 ribu dosis per hari butuh sekitar 7-8 bulan.

Menurut Slamet mengusulkan perlu skenario kedua untuk booster bagi masyarakat yang sudah disuntik pada bulan Februari hingga April tahun depan.

"Tetapi kami usulkan skenario kedua tidak tercapai bulan Februari, Maret, dan April butuh booster," ungkapnya.

Mengutip jurnal dari Australia, Slamet mengatakan perlu analisa mendalam mengenai jumlah penduduk yang divaksin terkait juga dengan efikasi vaksin. Dalam penelitian tersebut jika efikasi vaksin 95% untuk mencapai herd immunity minimal 63% dari populasi.

Untuk efikasi 90% adalah minimal 66%. Sementara 80% harus memvaksin minimal 75% populasi dan efikasi 70% harus 86% harus sudah tervaksin.

"Harus melakukan pengkajian yang mendalam terkait dengan target 208 juta ada mungkin planning kedua dalam sampai 208 juta tidak tercapai herd immunity berarti diperluas ketersediaan vaksin diperbanyak," jelas Slamet.



(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular