Ancaman Besar di Balik Booming Paylater Kala Pandemi Covid-19

roy, CNBC Indonesia
10 August 2021 16:40
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Platform 'beli sekarang, bayar kemudian' atau paylater sedang booming di kalangan anak muda sebagai opsi pembayaran dalam berbelanja online. Namun ada ancaman besar dari bisnis ini dalam kondisi pandemi Covid-19. Yakni, risiko gagal bayar utang.

Konsep paylater sama seperti kartu kredit, di mana pengguna berutang pada platform untuk membeli barang yang diinginkan kemudian membayarnya di kemudian hari.

Masalahnya dalam kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini banyak masyarakat juga mengalami penurunan pendapatan karena pembatasan kegiatan ekonomi sebagai cara mengurangi infeksi Covid-19. Mereka-mereka ini berpotensi mengalami macet membayar cicilan paylater.

Fitch Rating dalam laporannya baru-baru ini mengungkapkan pelaporan kinerja utang sektor ini "buram". Banyak pemainnya tidak melaporkan pengguna layanan ke biro kredit.

"Konsekuensinya, utang paylater sering tidak terlihat pada laporan pinjaman pengguna dan peminjam dapat mencoba untuk mendapatkan pinjaman dari beberapa platform paylater," tulis Fintech seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (10/8/2021).

Stephen Biggar, Direktur Argus Research (perusahaan penelitian keuangan) mengingatkan gagal bayar utang merupakan salah satu risiko utama.

"Perusahaan-perusahaan ini tidak melakukan pemeriksaan rekam jejak pinjaman apapun pada orang yang mengajukan pinjaman," ujarnya. "Selama masa sulit ini, mereka mungkin yang membeli sekarang dan tidak membayar kemudian."


(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Kartu Kredit, Haruskah Bank Ekspansi ke PayLater?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular