Terbongkar! Ini Alasan China Jor-joran Ekspor Vaksin Covid-19

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
01 August 2021 19:05
FILE - In this Dec. 25, 2020, file photo, released by Xinhua News Agency, packages of COVID-19 inactivated vaccine products are seen at a production plant of the Beijing Biological Products Institute Co., Ltd, a unit of state-owned Sinopharm in Beijing. China has given conditional approval to a coronavirus vaccine developed by state-owned Sinopharm. The vaccine is the first one approved for general use in China.(Zhang Yuwei/Xinhua via AP, File)
Foto: Vaksin Sinopharm (Zhang Yuwei/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - China menjadi salah satu negara eksportir vaksin Covid-19 di dunia. Sejauh ini negara markas produsen-produsen seperti Sinovac, Sinopharm, dan Cansino itu telah fokus untuk mendistribusikan vaksinnya kepada negara-negara berkembang.

Namun pemberian vaksin ini sempat mendapat kecaman dari kubu Amerika Serikat (AS) dan sekutunya seperti Prancis dan Jerman. Mereka menganggap bahwa China dan Rusia menggunakan vaksin mereka sebagai alat untuk memenangkan pengaruh geopolitik.

Laporan ini diperparah dengan pemberitaan bahwa Beijing sedang mengancam Ukraina untuk memblokir pengiriman yang direncanakan setidaknya 500 ribu dosis jika Kiev tetap setuju memberikan akses kepala hak asasi manusia PBB ke Xinjiang.

Menanggapi hal itu, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian mengatakan vaksin Covid-19 bukanlah alat untuk kepentingan politik. Ia juga mengatakan China telah mengirim lebih dari 700 juta dosis vaksinnya ke luar negeri

"Kami telah membantu lebih dari 100 negara menyelamatkan nyawa dan memerangi pandemi tanpa syarat politik apa pun. Jika ini dianggap sebagai diplomasi vaksin, ini sangat populer dan menjadi kepentingan bersama masyarakat internasional," katanya dikutip Minggu (1/8/2021).

Selain itu, Zhao menyebut bahwa Presiden Xi Jinping memiliki komitmen untuk membantu pemulihan Covid-19 di beberapa negara berkembang dengan dana sebesar US$ 3 miliar atau setara Rp 52 triliun.

Ia mengklaim bahwa ekspor vaksin Covid-19 buatan China jauh lebih tinggi di atas pengiriman negara-negara seperti negara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS).

"Ekspor vaksin China 227% lebih banyak dari ekspor vaksin Eropa, dan 84 kali lebih tinggi dari sumbangan AS."

Menanggapi isu vaksin Ukraina, Zhao menambahkan bahwa tuduhan ini keliru dan pembatalan dalam perikatan dengan Kiev secara legal mungkin terjadi.

"Tidak ada perikatan dalam perjanjian pengiriman itu," ujarnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuma Salah Paham, China Bantah Soal Vaksinnya Kurang Manjur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular