Lawan Covid Varian Delta, Pakar RI Minta Jokowi Lakukan Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 July 2021 15:50
Warga menjalani test antigen untuk mendeteksi Covid-19 di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta, Selasa (8/6). Satu RT di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur, yakni RT 11, menerapkan lockdown atau penguncian wilayah sementara usai 22 warga dinyatakan positif covid-19.kasus aktif Covid-19 di wilayah RT 11/09 tersebut berasal dari klaster keluarga, namun ada kemungkinan besar juga berasal dari klaster kerumunan mengingat di wilayah tersebut terdapat taman yang digunakan oleh para warga secara bebas dalam beraktivitas. Dalam menangani kasus aktif Covid-19 di wilayah tersebut, pihaknya tak hanya menerapkan mikro-lockdown. Namun juga turut mendistribusikan bantuan-bantuan terhadap warga yang terdampak agar dapat melewati masa pandemi Covid-19. Puluhan warga yang positif itu kini menjalani isolasi di berbagai tempat. Bagi yang bergejala, dibawa ke rumah sakit, sisanya menjalani isolasi di Wisma Atlet dan rumah masing-masing.a (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Warga menjalani test antigen untuk mendeteksi Covid-19 di pemukiman yang menerapkan lockdown mikro di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta, Selasa (8/6/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tracing contact (pelacakan kontak) dan testing (tes) dianggap salah satu yang penting untuk dilakukan menghentikan laju penularan Covid-19. Selain itu juga berupaya tetap melakukan protokol kesehatan.

Hal ini diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Tjandra Yoga Aditama. Dia mengatakan semua bisa membuat prediksi namun tes dan trace juga dilakukan.

"Prediksi silahkan dibuat, tapi selain prediksi yang bisa kita bisa lakukan sekarang harusnya dilakukan, pembatasan sosial pakai masker sampai PPKM darurat, tes dan trace harus dilakukan," kata Tjandra dalam Webinar Kadin Lawan Pandemi Covid-19, Rabu (14/7/2021).

Dia mencontohkan India melakukan pengetesan 2 juta orang per hari. Jika mengacu penduduk India 4 kali Indonesia, maka di sini bisa dilakukan tes 500 ribu orang per hari.

Sayangnya, di dalam negeri jumlah testing masih kecil yakni sekitar 150 ribu. Padahal menurut Tjandra, hal ini penting untuk dilakukan.

"Kenapa penting karena tes ketahuan orang yang positif, dan bisa dikarantina kemudian penularan berhenti. Kalau seperti sekarang tes 150 ribu orang yang lainnya masih berkeliaran persoalannya enggak selesai," jelasnya.

Maka itu dia menekankan untuk menggenjot habis soal pengetesan pada masyarakat. Dengan begitu dapat menghentikan laju penularan.

Hal yang sama juga harus dilakukan pada tracing. Menurutnya tracing harus dilakukan secara maksimal jadi akan ketahuan siapa saja yang sudah kontak dengan penderita Covid-19 itu.

"Harus maksimal siapa aja yang kontak dan kemudian dikendalikan kalau enggak, enggak selesai," jelasnya.

Selain test dan trace, dia juga meminta untuk mendorong vaksinasi. Menurutnya vaksin tidak akan menyelesaikan masalah hari ini tapi akan jelas manfaat.

Mengambil contoh dari India, Tjandra mengungkapkan, negara itu bisa memvaksinasi 8 juta orang dalam sehari. Jadi Indonesia setidaknya harus melakukannya dengan 2 juta orang sehari.

"India 8 juta sehari. Kalau penduduk (Indonesia) seperempat India maka 8 dibagi 4 harus 2 juta sehari," ujar Tjandra.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Negara dengan Positivity Rate Tertinggi Saat Tiba di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular