Trump Beraksi, Seret Twitter-Facebook-Google ke Pengadilan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
08 July 2021 10:50
Former President Donald Trump throws 'Save America
Foto: AP/Tony Dejak

Jakarta, CNBC Indonesia - Donald Trump baru saja mengajukan tuntutan hukum kepada raksasa teknologi dunia yakni Twitter, Facebook dan Google Alphabet. Mantan presiden AS itu juga ajukan tuntutan bagi para kepala eksekutif ketiga perusahaan.

Tuntutan hukum itu diajukan di Pengadilan Distrik AS di Miami. Trump menuding platform media sosial telah melanggar hak atas kebebasan berbicara yang dijamin oleh Amandemen Pertama Konstitusi AS, dikutip dari Reuters, Kamis (8/7/2021).

Trump saat ini sedang mencari status class action dalan tuntutannya. Ini berarti dia akan mewakili kepentingan pengguna lain dari Twitter, Facebook serta Youtube milik Google.

Selain itu tuntutan juga dibuat dengan tuduhan yang sama bagi CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO Twitter Jack Dorsey dan CEO Google Sundar Pichai.

Trump meyakini dapat memenangkan tuntutan tersebut. "Kami akan mencapai kemenangan bersejarah untuk kebebasan Amerika dan saat bersamaan, kebebasan berbicara," kata dia.

Sayangnya ketiga perusahaan belum buka suara perihal masalah tersebut. Reuters melaporkan Twitter menolak berkomentar sementara perwakilan Facebook dan Google tidak segera menanggapi permintaan berkomentar.

Tuntutan hukum itu meminta hakim membatalkan Bagian 230 dari UU Kepatutan Komunikasi, aturan yang dianggap memberikan perlindungan pada situs web dari tanggung jawab atas konten yang di-posting penggunanya.

Trump dan sejumlah orang lainnya mengatakan Bagian 230 memberikan perusahaan terlalu banyak perlindungan hukum. Selain itu juga memungkinkan para perusahaan internet besar itu melarikan diri atas tindakan mereka.

Hubungan Trump dan ketiga media sosial memang memanas sejak beberapa waktu lalu. Raksasa media sosial itu menghapus akun Trump karena dianggap melanggar kebijakan perusahaan karena menjunjung kekerasan.

Hal ini berkaitan dengan ratusan pendukung Trump yang melakukan serangan ke Gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu. Serangan terjadi setelah Trump berpidato mengenai klaim jika kekalahannya dalam pemilu yang memenangkan Joe Biden karena kecurangan. Namun tidak ada bukti sahih atas tuduhan tersebut.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Twitter & Facebook, Trump Mau Luncurkan Medsos Sendiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular