
Studi Israel: Keampuhan Vaksin Pfizer Turun Lawan Covid Delta

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin BioNTech/Pfizer kurang efektif dalam menghentikan penyebaran virus Covid-19 varian Delta yang pertama kali ditemukan di India. Ini hasil studi pendahuluan kementerian kesehatan Israel.
Data yang dikumpulkan selama sebulan terakhir menunjukkan vaksin Pfizer 64% efektif untuk mencegah infeksi Covid-19 varian Delta di antara mereka yang sudah divaksin penuh. Sebelumnya vaksin ini efektif 94% melawan Covid-19 varian awal. Namun vaksin tersebut efektif 93% melawan penyakit serius dan rawat inap.
Studi ini didasarkan pada data-data "awal" yang berkaitan dengan efektivitas vaksin yang dikumpulkan oleh otoritas kesehatan. Profesor Nadav Davidovitch yang duduk di komite penasihat ahli pemerintah tentang Covid-19 sudah memberikan peringatan soal varian baru itu.
"[Varian] Delta jauh lebih menular, tetapi tampaknya tidak menyebabkan banyak penyakit serius dan kematian, terutama mengingat sekarang kita memiliki vaksinnya," katanya seperti dilansir dari Financial Times, Selasa (6/7/2021).
Kasus Covid-19 terus meningkat di Israel setelah pemerintah mencabut semua pembatasan aktivitas masyarakat pada 1 Juni 2021. Lebih dari 5 juta dari total 9 juta warga Israel telah divaksin penuh (dua dosis suntikan) menggunakan vaksin Pfizer.
Kemarin (5/7/2021), Israel mencatatkan hampir 2.600 kasus aktif Covid-19, lebih dari dua kali lipat dari minggu sebelumnya. Banyak ahli menyalahkan varian Delta sebagai dalang peningkatan kasus aktif ini.
Tahun ini, otoritas kesehatan Inggris juga mendokumentasikan penurunan kemanjuran tusukan Pfizer terhadap varian Delta, meskipun tidak terlalu parah. Public Health England pada bulan Mei menemukan vaksin tersebut memberikan perlindungan 88% terhadap infeksi Delta, dan 93% terhadap varian Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Kent (Inggris).
Menurut penelitian itu, perlindungan yang diberikan oleh dua dosis vaksin Oxford/AstraZeneca lebih rendah lagi, cuma 66% terhadap varian Delta. Vaksin ini digunakan Inggris dalam program vaksinasi massal penduduknya.
Pfizer sendiri mencatat bahwa data Israel adalah "awal dan belum sepenuhnya dinilai". Dikatakan bahwa bukti yang ada, kombinasi tes laboratorium dan studi dunia nyata, menunjukkan bahwa vaksinnya bekerja melawan sejumlah varian yang menjadi perhatian, termasuk Delta.
(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pfizer: Antibodi Turun 6 Bulan Usai Vaksin, Bisa Kena Delta
