
Awas! Microsoft Bongkar Aksi Peretasan Hacker yang Meresahkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft mengungkapkan ada 3.000 email yang jadi target peretasan. Wakil Presiden untuk keamanan dan kepercayaan perusaan pelanggan, Tom Burt mengatakan targetnya terdiri dari pemerintah, lembaga think-tank, dan LSM.
Perusahaan itu meningkatkan kewaspadaan dari serangan siber yang dipercaya terkati dengan Rusia dibalik peretasan SolarWinds.
Dalam unggahan di blog perusahaan, Tom Burt mengatakan dari 3.000 email itu menargetkan 150 organisasi. Para korbannya berada di lebih dari 24 negara, mayoritas berada di AS, dikutip dari The Verge, Senin (31/5/2021).
Menurut Microsoft, peretas bernama Nobelium dapat menyusup ke akun Badan Pembangunan Internasional AS di layanan pemasaran disebut Constant Contact. Di sana memungkinkan mengirim email berisi phishing.
Dalam unggahannya, Microsoft juga menyertakan tangkapan layar dari salah satu email. Di sana terdapat link ke 'dokumen penipuan pemilu' dari mantan presiden AS, Donald Trump.
Saat link diklik, link itu akan menginstal aplikasi berbahaya secara diam-diam. Dengan begitu membuka kesempatan para pelaku untuk mencuri data atau menginfeksi komputer lain yang berada dalam jaringan yang sama.
"Kami menyadari kredensial akun salah satu konsumen kami telah disusupi dan digunakan oleh aktor jahat untuk mengakses Constant Contact konsumen," kata Juru Bicara untuk Constant Contact dalam pernyataannya.
Dia menambahkan kejadian ini terisolasi. Pada akun yang terpengaruh juga telah dinonaktfikan dan bekerja sama dengan sejumlah pihak.
"Ini kejadian terisolasi, dan kami telah menonaktifkan sementara akun yang terdampak dengan konsumen kami, dengan yang bekerja pada penegakan hukum," jelasnya.
Microsoft percaya banyak serangan yang terblokir secara otomatis. Perangkat lunak antivirus Windows Defender juga diklaim bisa membatasi penyebaran malware.
Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Departemen Keamanan Dalam Negeri telah mengonfirmasi entri blog Microsfot. Juga mendorong administrator melakukan langkah mitigasi.
Sementara itu Bloomberg mengungkapkan dalam kejadian SolarWinds, pemerintah AS menuding dinas intelijen luar negeri Rusia berada dibalik peretasan SolarWinds. Sementara Presiden Rusia, Vladimir Putin membantah ada keterlibatan pihaknya dlam kejadian itu.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Hacker China Berhasil Jebol Server Microsoft