
Studi: Sebagian Warga Eropa Mau Anggota Parlemen Diganti AI

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi menemukan banyak orang Eropa yang ingin beberapa anggota parlemen diganti dengan algoritma atau kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Penelitian ini dilakukan IE University Center for Governance of Change dengan melibatkan 2.769 relawan dari 11 negara di seluruh dunia. Mereka menjawab pertanyaan soal tanggapan mereka tentang pengurangan jumlah anggota parlemen dan memberikan kursi itu kepada kecerdasan buatan yang akan memiliki akses ke data penduduk.
Dalam hasil studi yang dipublikasikan kemarin (27/5/2021), menyebutkan meskipun ada batasan yang jelas dengan AI, tetapi 51% orang Eropa mendukung langkah pengurangan anggota parlemen dan memberikan kursi itu kepada kecerdasan buatan.
Oscar Jonsson, direktur akademik di IE University's Center for the Governance of Change dan salah satu peneliti utama laporan tersebut, mengatakan telah terjadi "penurunan kepercayaan selama beberapa dekade pada demokrasi sebagai bentuk pemerintahan."
Alasannya kemungkinan terkait dengan peningkatan polarisasi politik hingga informasi yang diplintir. "Persepsi semua orang adalah bahwa politik semakin buruk dan jelas politisi disalahkan, jadi saya pikir (laporan itu) menangkap zeitgeist umum," kata Jonsson, seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (28/5/2021).
Dia menambahkan bahwa hasil riset ini tidak terlalu mengejutkan karena banyak warga yang tidak terlalu mengenal anggota parlemen terpilih dan apa saja yang telah mereka lakukan.
Studi tersebut menemukan bahwa ide tersebut sangat populer di Spanyol, di mana 66% orang yang disurvei mendukungnya. Di tempat lain, 59% responden di Italia setuju dengan ide itu dan 56% orang di Estonia sepakat dengan itu.
Tidak semua negara menyukai gagasan menyerahkan kendali ke mesin, yang dapat diretas atau bertindak dengan cara yang tidak diinginkan manusia. Di Inggris Raya, 69% orang yang disurvei menentang gagasan tersebut, di Belanda 56% relawan menentangnya dan Jerman 54%.
Di luar Eropa, sekitar 75% orang yang disurvei di China mendukung gagasan untuk mengganti anggota parlemen dengan AI, sementara 60% responden Amerika menentangnya.
(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seram! Robot AI Ini Bisa Prediksi Orang Tewas Karena Covid-19