Atasi Ancaman 'Resesi Seks', Inikah Senjata Rahasia China?

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
17 May 2021 20:33
Wisatawan memadati taman wisata kota terlarang di Beijing. (AP/Andy Wong)
Foto: Wisatawan memadati taman wisata kota terlarang di Beijing. (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - China dilaporkan akan segera melonggarkan kebijakan kelahirannya setelah sensus penduduk terbaru menyoroti urgensi untuk mengatasi tren kelahiran yang menurun dan populasi yang menua di negara itu.

Harapan untuk reformasi kebijakan kelahiran meningkat setelah sensus 2020 pekan lalu menunjukkan populasi China tumbuh paling lambat dalam dekade terakhir sejak 1950-an karena kelahiran menurun dan sementara usia penduduk semakin menua.

Beberapa institusi seperti Bank Rakyat China (PBOC) dalam beberapa pekan terakhir menjadi lebih vokal tentang masalah populasi yang sensitif.

Pada bulan April, PBOC mengatakan bahwa China harus "sepenuhnya meliberalisasi dan dengan penuh semangat mendorong kelahiran" untuk mengimbangi dampak ekonomi, dengan mengatakan China harus menarik pelajaran dari "kehilangan 20 tahun" Jepang.

"Pergeseran demografis dapat menyebabkan stagnasi ekonomi, penurunan tingkatĀ simpanan dan deflasi harga aset, sementara sistem pensiun saat ini tidak siap untukĀ atasi jumlah penduduk yang penuaan," katanya.

Proporsi penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai 13,5% pada tahun 2020, naik dari 8,87% pada tahun 2010.

Dari data ini Beijing diharapkan akan mendorong lebih banyak angka kelahiran bayi dengan sepenuhnya mencabut pembatasan kelahiran selama 3-5 tahun ke depan. Namun meski begitu, menghapus pembatasan kelahiran dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah menambah kemiskinan dan tekanan pekerjaan.

"Jika kita membebaskan kebijakan itu, orang di pedesaan bisa lebih bersedia melahirkan daripada di kota, dan mungkin ada masalah lain," kata seorang sumber kebijakan yang menolak disebutkan namanya sebagaimana dilaporkan Reuters.

Sebelumnya China memperkenalkan "kebijakan satu anak" yang kontroversial pada akhir 1970-an, tetapi melonggarkan pembatasan pada 2016 untuk memungkinkan semua pasangan memiliki dua anak saat China mencoba menyeimbangkan kembali populasinya yang menua dengan cepat.

Namun, perubahan tersebut masih dirasa gagal menghentikan penurunan kelahiran. Penduduk China enggan memiliki anak karena biaya hidup dan biaya pendidikan yang tinggi.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Atasi 'Resesi Sex', China Disarankan Bayar Warga 1 Juta Yuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular