
Atasi 'Resesi Sex', China Disarankan Bayar Warga 1 Juta Yuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang profesor China mendesak pemerintah untuk menawarkan dana sebesar 1 juta yuan atau sebesar US$156.000 kepada setiap anak yang baru lahir di Tiongkok.
Ini sebagai upaya mendorong pertumbuhan penduduk yang saat ini mengalami penurunan karena melonjaknya biaya membesarkan anak.
Berdasarkan data sensus pemerintah, pertumbuhan populasi di China mengalami penurunan dalam beberapa satu dekade terakhir dari 2010 hingga 2020. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya tenaga kerja di China karena populasi yang semakin menua.
Profesor Peking University School of Economic Liang Jianzhang mengatakan dalam sebuah video yang di posting di media sosial Weibo mengatakan untuk menaikkan tingkat kelahiran dari 1,3 saat ini menjadi 2,1 dibutuhkan biaya 10% dari PDB China.
Jumlah itu mencapai 1 juta yuan per anak, dan dapat dialokasikan dalam bentuk uang tunai, keringanan pajak atau subsidi perumahan.
"Saya telah berbicara dengan banyak anak muda ... jika hanya diberi beberapa puluh ribu yuan, itu tidak akan mendorong orang untuk memiliki anak lagi," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/5/2021).
Menurut Liang Jianzhang dana sebesar 1 juta yuan yang digelontorkan pemerintah untuk kelahiran satu bayi tidak akan merugikan pemerintah karena dikompensasi dengan kontribusi mereka di masa mendatang pada ekonomi negara.
"Jika sebuah keluarga melahirkan anak lagi, kontribusi masa depan anak itu untuk jaminan sosial, pendapatan pajak, akan melebihi 1 juta yuan," terangnya.
Pernyataan Liang Jianzhang ini kemudian ramai dibicarakan di Weibo. Sebagian besar memperdebatkan apakah 1 juta yuan cukup untuk menutupi biaya pendidikan anak.
"Memiliki anak dan tidak memaksimalkan bakat mereka dianggap sebagai sebuah kejahatan," tulis pemilik akun Weibo Not Old and Confused.
"Langkah ini harus dilakukan sedini mungkin, jika menunggu beberapa tahun lagi tidak ada yang akan mau melahirkan anak bahkan bila dibayar 2 juta yuan," ungkap pemilik akun Weibo Rainy Wind.
(roy/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Disarankan Bayar Warga Rp 2,3 M Demi Atasi 'Resesi Sex'