
Elon Musk & Janet Yellen Lagi Cemas Lihat Bitcoin, Ada Apa?

Pembahasan mengenai hal ini cukup rumit. CNBC menyebut bahwa di satu sisi, jaringan bitcoin menggunakan jumlah energi yang tak terduga. Sebagian besar penambangan bitcoin terkonsentrasi di China, yang ekonominya masih sangat bergantung pada batu bara.
Bulan lalu, tambang batu bara di wilayah Xinjiang kebanjiran dan ditutup. Kondisi ini berdampak pada offline-nya hampir seperempat dari tingkat hash atau jaringan Bitcoin menurut publikasi industri crypto CoinDesk.
Pada Maret, wilayah Mongolia Dalam China mengatakan akan menghentikan operasi penambangan cryptocurrency di wilayah tersebut karena kekhawatiran atas konsumsi energi.
Di sisi lain, investor bitcoin telah berusaha untuk mendorong kembali narasi bahwa itu berbahaya bagi lingkungan.
Meskipun sulit untuk menentukan bauran energi yang menggerakkan bitcoin, beberapa di industri kripto mengatakan penambang diberi insentif untuk menggunakan energi terbarukan karena semakin murah untuk memproduksinya.
Di China, provinsi Sichuan dikenal menarik para penambang karena listriknya yang murah dan sumber tenaga air yang kaya.
Bulan lalu, perusahaan fintech Jack Dorsey, Square, dan Ark Invest dari Cathie Wood mengeluarkan memo yang mengklaim bahwa bitcoin benar-benar akan mendorong inovasi energi terbarukan. Namun, para kritikus mengatakan mereka memiliki kepentingan untuk melakukannya hal tersebut.
Alexander mengatakan perdebatan seputar dampak lingkungan bitcoin salah kaprah karena sebagian besar transaksi dengan aset digital tidak terjadi di blockchain.
"Hampir semua perdagangan tidak dilakukan di blockchain. Perdagangan dilakukan di pasar sekunder, bursa terpusat. Mereka bahkan tidak tercatat di blockchain," kata dia.
Publik juga mulai mencermati bahw Bitcoin memiliki dampak terhadap tata kelola lingkungan, sosial dan perusahaan atau Environmental, Social, and Governance (ESG).
Terlepas dari apakah bitcoin sebenarnya pencemar atau bukan, konotasi negatif seputar konsumsi energinya telah membuat investor khawatir tentang tanggung jawab etika dan lingkungan perusahaan.
Belakangan ini tren ESG berkembang di di pasar keuangan, seiring dengan langkah manajer investasi yang memasukkan investasi berkelanjutan ke dalam strateginya.
Sehingga mungkin beberapa pemegang saham Tesla mungkin khawatir bahwa perusahaan bertaruh besar pada bitcoin sementara juga mengklaim sebagai perusahaan energi hijau.
"Pendukung Bitcoin akan bertanya-tanya di mana ini meninggalkan masa depan cryptocurrency," kata Laith Khalaf, seorang analis keuangan di perusahaan investasi AJ Bell.
"Masalah lingkungan adalah subjek yang sangat sensitif saat ini, dan langkah Tesla mungkin berfungsi sebagai peringatan bagi bisnis dan konsumen yang menggunakan Bitcoin, yang sampai saat ini belum mempertimbangkan jejak karbonnya," kata dia.
"Keputusan Tesla tentu saja memberikan tekanan pada perusahaan besar lainnya yang menerima Bitcoin untuk meninjau praktik mereka, karena ruang dewan sekarang akan berhati-hati untuk mendapatkan informasi dari investor ESG di daftar pemegang saham."
(roy/roy)[Gambas:Video CNBC]
