
Drama Roket China Jatuh Hantam Bumi & Komentar Pedas AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Puing Roket milik China Long March 5B akhirnya menghantam Bumi pada Minggu (9/6/2021) kemarin. Badan Antariksa China atau CNSA mengumumkan jika sebagian besar dari roket 'lolos' dari atmosfer Bumi dan hancur di Samudera Hindia.
Namun sebelum akhirnya jatuh ke Bumi, Long March 5B dipenuhi drama. Mulai dari prediksi kejatuhannya dan pemerintah China yang irit berbicara.
Setelah roket jatuh pun, masih berlanjut dengan kritikan Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA. Menurut lembaga itu China tak transparan mengenai puing roket yang jatuh.
Berikut perjalanan Roket Long March 5B hingga menghantam Bumi, dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (11/5/2021).
Prediksi Jatuh
Pemerintah AS angkat bicara pada Jumat (7/5/2021), jika roket itu akan jatuh tidak terkendali pada Sabtu waktu AS atau sekitar Minggu waktu Indonesia.
Saat itu, Komando Antariksa terus melakukan pelacakan puing-puing dari pengangkut modul stasiun antariksa China itu. Paling terbesar diperkirakan berukuran 30 meter yang jatuh ke Bumi.
Diperkirakan saat itu, jika Long March 5B akan jatuh di wilayah Pasifik dekat ekuator. Namun sebelumnya, roket akan melewati kota-kota di AS bagian timur.
Bukan hanya AS, Badan Antariksa Eropa atau ESA juga buka suara soal kemungkinan Long March 5B masuk ke Bumi. ESA memperkirakan roket jatuh antara 8 hingga 10 Mei 2021.
Roket diprediksi jatuh antara 41 derajat Utara dan 21 derajat Selatan. Lokasinya berada di selaran Spanyol, Portugal, Italia hingga Australia.
Sementara itu astrofisikawan Universitas Harvard, Jonathan McDowell meyakini beberapa potongan roket bisa meleati atmosfer. Dia menyamakan kejadian itu seperti kecelakaan kecil pesawat lebih dari 100 mil.
China Irit Bicara
Jika negara lain mulai bersuara, China lebih irit berbicara. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Webin mengatakan kerusakan akibat jatuhnya roket di darat sangat rendah.
Dia mengatakan komponen roket tidak akan bisa melewati atmosfer atau hancur. Saat itu Wang Webin menjanjikan akan memberikan informasi lebih lanjut.
"Kemungkinan menyebabkan kerusakan pada aktivitas penerbangan atau (pada orang dan aktivitas) di daratan sangat rendah," ungkapnya.
Halaman Selanjutnya >> NASA Kritik China Gegara Roket China Hantam Bumi
