
Panas! AS Sebut Dinas Intelijen Rusia Retas Kantor Pemerintah

Jakarta, CNBC Indonesia - AS menuding dinas intelijen luar negeri Rusia atau SVR menjadi dalang peretasan yang menimpa negara itu beberapa waktu lalu. Kejadian SolarWinds itu mengakibatkan 9 lembaga federal dan ratusan perusahaan swasta menjadi korban.
Sebelumnya AS memang mencurigai Rusia Jadi otak serangan. Namun baru pada pernyataan Kamis kemarin, mereka menuding pada satu lembaga tertentu.
Pernyataan Gedung Putih juga memberikan sanksi pada lima perusahaan keamanan siber asal Rusia. Hal ini karena dirasa seluruh perusahaan ikut terlibat dalam operasi serangan siber tersebut, dikutip Reuters, Jumat (16/4/2021).
"Ruang lingkup dan skala kompromi ini dikombinasikan dengan sejarah Rusia yang melakukan operasi siber yang sembrono dan mengganggu menjadikannya menjadi masalah keamanan nasional," jelas Departemen Keuangan.
FBI dan Cybersecurity Infrastructure Security Agency juga mengungkapkan lembaga intelijen Rusia melakukan eksploitasi pada lima kerentanan software yang diketahui.
Pengumuman hadir dengan sekumpulan link terkait penambahan software oleh perusahaan yang membuat produk. Termasuk didalamnya adalah VMware dan Fortinet.
"Kerentanan yang hari ini dirilis menjadi bagian dari perangkat SVR untuk menargetkan pemerintah dan sektor swasta. Kami perlu mempersulit pekerjaan SVR dengan menyingkirkannya," kata Direktur NSA untuk keamanan siber, Rob Joyce.
Pada akhir tahun, sejumlah lembaga perintah dan perusahaan teknologi AS terkena peretasan. Namun kejadian itu lebih buruk dari yang diperkirakan.
Senat AS, Mark Warner menyebutkan kejadian itu bukti pemerintah AS lalai. "Sangat jelas jika peneruntah AS telah melewatkannya," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Laporan The Times juga menyebutkan hal yang sama. Peringatan dini yang diletakkan di Cyber Command dan Badan Keamanan Nasional atau NSA di jaringan asing gagal mendeteksi serangan.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kacau! Lusinan Email Kemenkeu AS Disebut Dibobol Hacker Rusia