4 Vaksin Covid-19 Diterpa Isu Miring, Ada Pfizer & Sinovac

Tech - Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
15 April 2021 16:09
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren) Foto: Ilustrasi Vaksin (AP/Ted S. Warren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejauh ini telah banyak berbagai masalah dan isu miring terhadap vaksin Covid-19 yang ada saat ini. Diantaranya, dari kasus pembekuan darah yang menerpa AstraZeneca dan Johnson & Johnson, hingga kematian sejumlah lansia usai vaksin Pfizer beberapa waktu silam.

Tidak semua isu miring tersebut bisa dibuktikan atau terkonfirmasi kebenarannya, sebagian bahkan cuma salah paham. Namun ada juga yang memaksa sejumlah negara menghentikan sementara penggunaan vaksin tertentu.

Berikut beberapa vaksin Covid-19 yang sempat diterpa isu miring.

1.Sinovac

Baru-baru ini, beredar kabar China mengakui rendahnya vaksin COVID-19 buatannya. Kabar yang kemudian viral ini memunculkan keraguan terhadan vaksin-vaksin buatan China yang menggunakan platform tertentu.

Namun Kepala Pusat Pengendali Penyakit China (CDC) menegaskan, hal itu adalah kesalahpahaman.

Pasalnya dalam diskusi ilmiah di dunia yang pernah dihadirinya, ia mengusulkan agar prosedur vaksinasi dan jenis vaksin yang tidak berurutan perlu dicoba untuk memaksimalkan potensi kemanjuran vaksin.

"Ini adalah pertama kalinya manusia disuntik vaksin novel virus Corona. Semua prosedur vaksinasi kami berbasis ekstrapolasi inokulasi vaksin virus lain sebelumnya, dan sejauh ini bekerja dengan baik Namun jika kedepannya diperlukan perbaikan, kami dapat menyesuaikan karakteristik virus Corona baru dan situasi vaksinasi," klaimnya, dikutip dari Global Times, Selasa (13/4/2021).

Mengingat Sinovac adalah salah satu produk vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia, Juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menegaskan, Sinovac masih efektif untuk mencegah penularan COVID-19.

"Vaksin Sinovac yang saat ini kita gunakan masih cukup efektif untuk menekan laju penularan. Dari uji klinis di Unpad pun angka pembentukan antibodi yang muncul selama uji klinis tahap 3 yakni 95-99 persen, artinya sudah sangat baik," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (12/4/2021).

HALAMAN :
1 2 3

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading